TEMPO.CO, Bandung - Gubernur Jawa Barat Dedi Mullyadi memilih siluet kujang sebagai logo baru RSUD Welas Asih, nama baru untuk RSUD Al Ihsan. "Ini gambar kujang dengan tiga lubang di punggungnya yang melambangkan Islam, Iman, dan Ihsan," kata Dedi dikutip dari siaran pers Humas Jabar pada Rabu, 9 Juli 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di bagian bawah siluet kujang itu, kata dia, terdapat simbol menyerupai rahim yang memiliki makna mewakili perempuan sebagai sumber kehidupan. "Manusia lahir dengan cinta," katanya
Dedi Mulyadi menyebut simbol tersebut juga mencerminkan filosofi sunda Tri Tangtu di Buana yang mengandung tiga unsur kepemimpinan yakni Rama, Resi, dan Prabu. Simbol tersebut juga menggambarkan pelestarian alam, sebagaimana falsafah sunda “gunung kaian, lengkob kudu awian, lebak kudu sawahan”.
Di simbol siluet kujang tersebut juga terdapat kaligrafi huruf Arab berwarna hijau bertuliskan “Ar-Rahman Ar-Rahim” berarti “Maha Pengasih Maha Penyayang”, yang sekaligus menjadi dasar nama RSUD Welas Asih.
Di antara siluet kujang dan simbol rahim, ada lima titik merah tersusun sejajar yang disebutnya melambangkan siklus kehidupan dari lahir hingga wafat. Simbol tersebut juga menggambarkan nilai Panca Walyu yang menjadi prinsip pelayanan rumah sakit yakni Cageur, Bageur, Bener, Pinter, dan Singer.
Dedi Mulyadi meminta agar pimpinan RSUD Welas Asih yang baru membuat prasasti penghormatan pada pendiri Al Ihsan. "Jangan lupa, saya titip. Letakkan di bagian depan. Tulis nama-nama mereka dengan baik, lalu kita beri apresiasi kepada keluarga mereka," ujarnya.
Ketua II Yayasan Al Ihsan KH Olih Komarudin menanggapi makna logo baru RS Welas Asih. "Logo ini sangat lengkap dan menggambarkan kondisi RSUD Welas Asih saat ini," kata dia, dikutip dari siaran pers Humas Jabar.
Sebelumnya, Dedi Mulyadi mengganti nama RS Al Ihsan menjadi RS Welas Asih. Ia beralasan penggantian nama tersebut karena rumah sakit tersebut milik Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan dibiayai dari APBD. "Ada netizen yang menyebut rumah sakit ini dibiayai oleh umat, bukan dari APBD. Pernyataan itu saya luruskan," kata dia, dalam siaran pers Humas Jabar, Senin, 7 Juli 2025.
Dedi Mulyadi mengatakan RS Al Ishan menjadi milik pemerintah provinsi Jawa Barat sejak tahun 2024 menyusul kasus korupsi yang melibatkan pimpinan Yayasan Al Ihsan sebagai pendiri rumah sakit tersebut. Pengadilan menetapkan terjadi kerugian negara akibat korupsi dan bantuan pemerintah provinsi Jawa Barat pada yayasan yang terjadi sejak 1993 hingga 2001.
Total kerugian negara menembus Rp 11,9 miliar. Rincian dana yang dikorupsi yakni anggaran rutin Rp 1,5 miliar, anggaran pembangunan tahap pertama Rp 2,6 miliar, anggaran pembangunan tahap dua Rp 1,7 miliar, serta anggaran lainnya sebesar Rp 5 miliar.
"Apa sebab korupsi? Anggaran diperoleh dengan tidak sah, melalui berbagai mekanisme bantuan terus menerus yang tidak sesuai prosedur," kata Dedi Mulyadi.
Perkara tersebut berujung pada putusan Mahkamah Agung yang menyatakan seluruh bangunan dan aset RS Al Ihsan dirampas negara, dalam hal ini menjadi milik pemerintah provinsi. Menyusul terbit Keputusan Gubernur Jawa Barat tanggal 10 Maret 2005 yang menetapkan RS Al Ihsan menjadi aset pemerintah provinsi.
RS Al Ihsan didirikan Yayasan Al Ihsan pada 15 Januari 1993. Pembangunan rumah sakit ditandai dengan peletakan batu pertama pada 11 Maret 1993. Rumah sakit mulai beroperasi pada 12 November 1995.