Liputan6.com, Jakarta Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi melontarkan pernyataan tajam soal belum tuntasnya penanganan kusta di wilayahnya. Menurut Dedi, kasus baru kusta masih muncul di sana bukan semata persoalan medis, tetapi karena anggaran yang tak dikelola dengan jujur.
"Kusta muncul karena anggarannya dusta. Maka tidak boleh ada dusta di antara kita," kata Dedi dalam kunjungan penguatan program eliminasi kusta di Kecamatan Serang Baru, Kabupaten Bekasi, Rabu, 23 Juli 2025 bersama Menkes Budi Gunadi Sadikin.
Pria yang kerap disapa Kang Dedi Mulyadi atau KDM ini pun meminta segala pihak yang terlibat dalam penanggulangan kusta mesti jujur.
"Pemimpinnya harus jujur, rakyatnya juga harus jujur," tegas Dedi.
Ia menargetkan tidak ada lagi kasus kusta baru di Jawa Barat pada 2026.
"Target kita di tahun 2026, seluruh pasien harus sembuh dan tidak ada lagi temuan baru,” kata Dedi mengutip keterangan dari laman resmi Kabupaten Bekasi.
Upaya Dedi Mulyadi agar Nol Kasus Kusta di Jawa Barat
Ada beberapa upaya yang dilakukan Jawa Barat untuk mengeliminasi kusta. Berikut diantaranya:
- Bantuan Dana untuk Peningkatann Gizi
Dedi Mulyadi menyoroti bahwa kusta kerap menimpa kelompok masyarakat miskin. Menurutnya, penanganan kusta tak cukup hanya dengan obat, tetapi juga harus dibarengi bantuan pemenuhan gizi.
"Kusta ini sering menimpa orang miskin. Jadi selain obat, kita bantu juga makannya. Jangan cuma disuruh makan bergizi, tapi enggak dikasih. Saya dan Pak Bupati siap kasih bantuan Rp1 juta per bulan untuk keluarga penderita, asal uang itu dipakai benar untuk beli gizi,” kata Dedi mengutip keterangan resmi Kemenkes.
- Bonus Rp10 Juta Bagi Petugas yang Dampingi Pasien Kusta hingga Sembuh
Dedi Mulyadi menjanjikan bonus Rp10 juta bagi tenaga kesehatan seperti bidan atau perawat yang mendampingi pasien kusta hingga sembuh.
Janji itu disampaikan dalam kunjungannya ke Kecamatan Serang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat pada Rabu, 23 Juli 2025.
“Kalau pasien sembuh, saya kasih bonus Rp10 juta buat perawatnya. Jangan cuma ngomong pengabdian, tapi enggak dikasih penghargaan,” kata Dedi dalam penguatan program eliminasi kusta bersama Menkes Budi Gunadi Sadikin itu.
Selanjutnya, Dukung Sanitasi Lingkungan
Aspek sanitasi lingkungan dalam mendukung proses penyembuhan. Ia menyebut bahwa kondisi rumah dan lingkungan sekitar pasien perlu mendapat perhatian serius sebagai bagian dari pendekatan holistik dalam penanganan kusta.
Sebagai bentuk konkret, Pemprov Jawa Barat akan memberikan bantuan rehabilitasi rumah kepada 17 pasien kusta di Kabupaten Bekasi, masing-masing sebesar Rp40 juta.
“Mulai Rabu depan, sebanyak 17 pasien akan menerima bantuan Rp40 juta untuk rehabilitasi rumah. Rumahnya harus sehat, ada toilet, ada jendela, agar proses penyembuhannya lebih maksimal,” kata Dedi mengutip laman resmi Kabupaten Bekasi.
121 Kasus Baru Kusta di Kabupaten Bekasi
Data hingga Juni 2025 mencatat terdapat 121 kasus baru kusta di Kabupaten Bekasi.
Mayoritas merupakan tipe Multibasiler (MB) atau kusta tipe basah, bahkan ditemukan 6 kasus pada anak-anak, yang menunjukkan masih adanya penularan aktif dalam rumah tangga.
Penyakit kusta atau lepra adalah salah satu penyakit tertua yang telah dikenal manusia sejak ribuan tahun lalu.
Kusta disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae yang memiliki masa inkubasi sangat panjang, berkisar antara 40 hari hingga 40 tahun. Rata-rata 3-5 tahun setelah terinfeksi hingga munculnya gejala pertama.
Karakteristik unik dari penyakit kusta adalah kemampuannya menyerang sistem saraf perifer yang menyebabkan mati rasa pada kulit dan kerusakan saraf yang dapat berujung pada kecacatan permanen jika tidak ditangani dengan tepat. Kabar baiknya, jika diobati dengan cepat tidak akan menimbulkan disabilitas.