TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Sufmi Dasco Ahmad meminta Kementerian Luar Negeri lebih aktif berkomunikasi dengan warga negara Indonesia atau WNI di Thailand dan Kamboja. Polikus Partai Gerindra itu menyatakan sudah mendapat laporan bahwa pemerintah terus memantau kondisi warga Indonesia di kedua lokasi tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kami sudah minta Kementerian Luar Negeri untuk proaktif melakukan komunikasi kepada warga negara kita di sana,” ujar Dasco di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, pada Senin, 28 Juli 2025.
Meski begitu, menurut Dasco, Indonesia belum berencana mengevakuasi WNI di Thailand dan Kamboja. Dia mengatakan pemerintah masih melihat perkembangan situasi di dua negara yang sedang berkonflik itu. “Kan, kita juga tahu ada keinginan dari pihak Kamboja untuk melakukan gencatan senjata,” ujar Dasco. “Kita harapkan keadaan di sana lebih baik sehingga tindakan-tindakan lebih lanjut mungkin tidak perlu dilakukan.”
Adapun pertempuran meletus di sekitar Candi Prasat Ta Moan Thom di Provinsi Surin, Thailand, hanya beberapa ratus meter dari perbatasan dengan Kamboja, Kamis pagi, 24 Juli 2025. Wilayah ini telah lama menjadi titik ketegangan, dan situasi kembali memanas sejak Mei lalu setelah seorang tentara Kamboja tewas dalam insiden bersenjata.
Sebagaimana diberitakan Al Jazeera, baku tembak kali ini melibatkan senjata berat, roket, dan jet tempur dari kedua pihak. Militer Thailand menuduh pasukan Kamboja memulai provokasi dengan menerbangkan drone pengintai pada sekitar pukul 07.35 waktu setempat.
Tak lama kemudian, pasukan Kamboja yang membawa peluncur roket bergerak mendekati pos militer Thailand dan menembakkan roket ke sisi timur candi, sekitar 200 meter dari markas militer Thailand, serta ke permukiman warga sipil.
Militer Thailand membalas dengan meluncurkan serangan udara yang melibatkan enam jet tempur F-16. Serangan itu, menurut juru bicara militer Thailand Richa Suksuwanon, menghantam dua target militer di dalam wilayah Kamboja.
Baku tembak itu menewaskan sedikitnya 14 orang dan melukai 46 lainnya. Jumlah korban tewas di kedua belah pihak kini mencapai 32 orang, seiring dengan meningkatnya kekhawatiran bahwa kedua negara tetangga di Asia Tenggara tersebut mungkin akan terjebak dalam konflik berkepanjangan.
Wakil Ketua Komisi I DPR Sukamta khawatir akan dampak perang Thailand-Kamboja terhadap kawasan Asia Tenggara. Sukamta menilai peningkatan konflik bersenjata yang dipicu sengketa wilayah di sekitar kuil suci Preah Vihear itu bisa melemahkan stabilitas kawasan ASEAN.
Bila hal itu terus terjadi, dia melihat konflik Thailand-Kamboja ini bisa berkembang menjadi perang proksi, saat kedua negara akan mengerahkan pihak ketiga, termasuk negara lin di ASEAN, untuk mencapai tujuan strategis. "Jika hubungan di antara negara ASEAN rapuh, akan rentan pada konflik proksi,” kata Wakil Ketua Fraksi PKS itu pada Senin, 28 Juli 2025.
Dian Rahma Fika Alnina berkontribusi dalam penulisan artikel ini
Pilihan editor: DPR Minta Polisi Laporkan Perkembangan Kasus Kematian Diplomat Arya Daru