Liputan6.com, Jakarta Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) kerap mendapati laporan dari masyarakat tentang Posyandu yang memberikan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) yang tidak tepat.
"Sering kali kami menerima foto-foto maupuan aduan Posyandu yang memberikan PMT tidak sesuai. Diberikan biskuit, diberikan susu kemasan yang kadar gula sangat tinggi. Nah ini pola PMT yang tidak tepat," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes RI, Siti Nadia Tarmizi dalam Diseminasi Hasil Studi Pemasaran Makanan Tidak Sehat di Jakarta, pada Kamis, 10 Juli 2025.
Nadia mengatakan bahwa, praktik pemberian PMT seperti ini malah seperti mempromosikan makanan yang bila ditilik dari sisi kesehatan berisiko membuat seseorang mengalami penyakit tidak menular seperti obesitas dan diabetes.
Terkait hal ini, Nadia meminta kepada pemerintah daerah (pemda) untuk melakukan monitoring dan evaluasi sehingga PMT di Posyandu tidak lagi memberikan makanan tinggi gula. Diharapkan Posyandu memberikan makanan sehat dan bergizi dari pangan lokal yang ada.
Di kesempatan itu Nadia mengungkapkan bahwa tren obesitas di Indonesia terus meningkat tiap tahunnya. Berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia pada 2023, tingkat prevalensinya 23,4. Padahal pada Riskesdas 2018, ada di 21,8 yang obesitas. Angka makin kecil lagi bila merujuk prevalensi obesitas pada 2013 yakni 14,8.