TEMPO.CO, Depok - Pesawat yang ditumpangi jemaah haji Kloter 12 JKS asal Depok, Jawa Barat, mendarat darurat di Bandara Internasional Kualanamu, Deli Serdang, Sumatera Utara, pada Selasa, 17 Juni 2025. Salah seorang jemaah haji asal Depok, Agus Asmanto, mengaku kaget saat pesawat mendarat darurat dan melihat sekeliling bandara banyak polisi hingga Gegana.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pria berusia 50 tahun itu mengatakan para jemaah tidak mengetahui penyebab pesawat yang mereka tumpangi mendarat di Bandara Internasional Kualanamu. "Kami baru mau makan karena masih ada waktu dua jam sebelum mendarat. Tapi tiba-tiba saya kaget kok mau mendarat," ujar Agus saat ditemui di Balai Kota Depok pada Rabu, 18 Juni 2025. "Katanya sudah sampai. Akhirnya makan diberesin semua."
Pesawat Saudia Airlines dengan nomor penerbangan SV 5276 rute Jeddah-Jakarta (Bandara Soekarno-Hatta) yang mengangkut Agus dan 441 jemaah haji Kloter 12 JKS asal Kota Depok, mendapat teror bom. Sehingga pesawat mereka mendarat darurat di Bandara Internasional Kualanamu.
Agus tak menyangka pesawat yang semestinya mendarat di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Jakarta, turun di dekat Danau Toba karena teror bom. Sebab, petugas hanya menginformasikan bahwa penyebab pesawat mendarat darurat karena masalah mesin.
"Ya sudah kami turun, terus dievakuasi di situ, masih di tengah-tengah ini lah, masih jauh dari bandara," ujar Agus. Setelah itu, semua jemaah turun dengan hanya membawa paspor, tanpa barang-barang mereka. "Kemudian kami dievakuasi mobil Bandara Kualanamu."
Saat itu, kata jemaah asal Kecamatan Cilodong tersebut, belum ada informasi mengenai ancaman bom di pesawat yang mereka tumpangi hingga tiba di bandara. "Waktu take off itu tuh belum ada info, sampai India di mana itu belum ada info, begitu sampai Indonesia baru ada info," jelas Agus.
Agus mendapatkan informasi ada ancaman bom saat keluar pesawat. Salah soerang di bandara memberi tahu bahwa mereka dievakuasi keluar karena adanya ancaman bom di pesawat. Salah seorang di Bandara Kualanamu itu menyebut pesawat akan diledakan saat mereka tiba di Bandara Soekarno-Hatta.
"Jadi makanya buru-buru turun di situ (Kualanamu) untuk menghindari itu. Ternyata saya dengar katanya cuma isu atau gimana, saya juga nggak tahu persis ya," ujar Agus.
Agus tak mempermasalahkan pesawat yang mereka tumpangi mendarat darurat bukan di bandara tujuan. Menurut dia, pihak maskapai telah menjalankan standar operasional yang baik untuk menjamin keselamatan penumpangnya.
Menurut dia, kehadiran polisi hingga gegana di bandara, merupakan bentuk antisipasi dari teror tersebut. "Tapi pas ada gegana saya sudah curiga. Ada apa ini sebenarnya," ujarnya. "Kan tadinya isunya cuma masalah engine gitu loh, tiba-tiba kok ada gegana, polisi, macam-macam gitu, Koramil, semua ngumpul di situ."
Sesampainya di bandara, para jemaah haji mendapatkan pemeriksaan lebih detail hingga semua angkatan turun untuk menyisir mereka satu per satu. Barang yang dibawa jemaah diperiksa semua. "Mungkin di antara kami dicurigai ada yang bawa bom atau gimana. Kami ikuti saja prosedurnya," ucapnya.
Jemaah yang menunggu keberangkatan haji hingga 12 tahun itu mengatakan, begitu dipastikan aman, seluruh jemaah kemudian pada Selasa malam diinformasikan bisa berangkat dengan pesawat yang sama ke Jakarta. "Ya sudah alhamdulillah sekarang kami sampai," ucap Agus.
Sementara itu, Syarifah Mudaimah, 38 tahun, mengaku bahwa kru pesawat tidak menginformasikan apa pun mengenai ancaman bom. "Pramugari juga nggak menginfokan apa-apa di dalam, pas tahunya pas di luar gitu," ujarnya.
Syarifah baru mengetahui ada teror bom di pesawat yang ia tumpangi begitu tiba di bandara dan melihat pemberitaan media. "Ya kami sih bertanya-tanya saja, cuma kami nggak mau terlalu panik ya," ucapnya. "Pokoknya kami tenangin diri saja gitu."
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Lukman F. Laisa, lewat keterangan tertulisnya, mengatakan ancaman bom tersebut dikirimkan oleh orang yang tidak dikenal melalui surat elektronik atau email pada pukul 07.30 WIB.
"Email tersebut berisikan ancaman orang yang tidak dikenal yang akan meledakkan pesawat milik Saudia Airlines SV 5276," ucapnya.
Joniansyah berkontribusi dalam penulisan artikel ini
Pilihan editor: Kementerian Pendidikan Minta Pemda Aktif Sosialisasikan Jadwal SPMB