Liputan6.com, Singapura - Aktris, Nikita Willy, membagikan cara mengasuh anak yang dijalaninya bersama sang suami, Indra Priawan.
Menjadi ibu dari dua anak laki-laki, Issa Xander Djokosoetono dan Nael Idrissa Djokosoetono, Nikita menekankan pentingnya kerja sama antara suami istri dalam mendampingi tumbuh kembang anak, termasuk menjaga kondisi emosi dan sistem imun mereka.
Dalam keseharian, pasangan ini tidak membagi tugas secara kaku. Menurut Nikita, cara mereka mengasuh anak adalah dengan menjadi satu tim yang saling melengkapi dan berbagi peran secara fleksibel, tergantung situasi.
"Kalau pembagian perannya sih, kita selalu berdua terus, ya. Kita merasa bahwa kami ini adalah tim yang harus saling menolong. Kalau aku lagi tidak bisa melakukan sesuatu, pasti Indra yang take over. Begitu juga sebaliknya," ujar Nikita kepada Health Liputan6.com di sela-sela Science Camp 2025 di Singapura belum lama ini.
Bagi brand ambassador Nutrilon Royal, pengasuhan bukan tentang siapa melakukan apa, tetapi bagaimana pasangan bisa saling mendukung.
Atasi Tantrum Anak dengan Mengenal Emosi
Nikita menolak pandangan bahwa tugas mengasuh anak hanya terbatas pada peran tertentu.
"Nggak ada yang kayak,'Bagian aku cuma ini aja, bagian Indra cuma itu aja'. Kami benar-benar adalah tim yang sama-sama mengurus anak-anak kami," ujar Nikita.
Prinsip ini yang membuat mereka tetap solid dalam menghadapi berbagai tantangan sebagai orangtua muda, termasuk saat anak mengalami tantrum.
Nikita mengungkapkan bahwa anak-anak, terutama balita, belum mampu mengungkapkan emosi mereka secara verbal.
Oleh karena itu, peran orangtua sangat penting dalam mengenalkan jenis-jenis emosi dan penyebabnya.
"Kalau tantrum, kita coba ajarkan, ini loh perasaan marah, ini ngantuk, ini lapar. Karena anak kan belum ngerti perasaan apa yang sedang dirasakan. Jadi, kita bantu beri pemahaman," ujar Nikita.
Pelukan Jadi Senjata Nikita Willy
Nikita dan Indra juga belajar memahami tanda-tanda awal ketika anaknya, Issa, mulai menunjukkan perubahan perilaku. Biasanya, ini terjadi ketika Issa terlalu lelah, lapar, atau melewatkan jam tidurnya.
"Biasanya kalau Issa capek atau lapar, dia mulai menunjukkan tanda-tanda nggak nyaman. Terutama kalau sudah melewati jam tidur, emosinya jadi nggak stabil," tambahnya.
Ketika tantrum muncul, pelukan dan empati menjadi senjata utama. "Yang dia butuhkan sebenarnya cuma pelukan dan pengertian dari orangtuanya. Kalau Issa capek atau sedih, nggak apa-apa merasakan hal itu," ujar Nikita.
Pengalaman sebagai ibu bekerja membuat Nikita menyadari pentingnya keseimbangan antara peran sebagai ibu dan peran profesional.
Di sinilah kerja sama dengan suami menjadi sangat krusial. "Kami bukan hanya pasangan suami istri, tapi tim yang selalu saling bantu dalam membesarkan anak-anak," kata Nikita.