Liputan6.com, Jakarta Sembelit atau konstipasi merupakan salah satu masalah pencernaan yang kerap ditemukan pada anak-anak. Sembelit ditandai dengan frekuensi buang air besar (BAB) yang jarang. Lalu, feses anak keras sampai-sampai bisa membuat anak kesakitan bahkan menangis saat BAB.
Banyak orangtua yang kemudian memberikan pepaya untuk membantu agar BAB anak lebih lancar. Nyatanya, pada kasus sembelit sudah berat, pemberian pepaya saja tidak cukup membantu.
"Modifikasi diet saja biasanya tidak banyak membantu jika keluhan sudah berat," kata dokter spesialis anak konsultan gastrohepatologi Himawan Aulia Rahman dalam temu media bersama RS Pondok Indah di Jakarta beberapa waktu lalu.
Jika anak kerap sembelit dan kesakitan saat buang air besar, maka Himawan menyarankan untuk membawa anak ke dokter.
"Harus dikeluarkan dulu poop yang keras tersebut, caranya dengan medis, (kalau kasus sembelit berat) enggak bisa dengan pemberian pepaya saja," kata Himawan menjawab pertanyaan Health Liputan6.com ditulis Jumat, 11 Juli 2025.
Penyebab Sembelit pada Anak
Himawan mengungkapkan ada beberapa usia yang rentan anak mengalami sembelit. Pertama, pada saat usia perkenalan MPASI yakni sekitar usia 6 bulan.
"Di usia perkenalan dengan MPASI, adanya perubahan tekstur makanan itu membuat poop lebih keras, itu bisa memicu sembelit," katanya.
Lalu, saat anak berusia 1-2 tahun ketika orangtua mulai mengenalkan toilet traing tanpa persiapan. Ketika anak belum siap untuk menjalani toilet training tapi orangtua terus meminta anak buang air besar di toilet itu bisa membuat anak jadi takut untuk buang air besar.
Alhasil ketika ada ingin buang air besar anak menahannya. Padahal kondisi itu membuat feses jadi makin keras, yang bila dikeluarkan akan sakit.
Faktor Penyebab Sembelit Lainnya, Faktor Psikis
Faktor sembelit lainnya adalah stresor dengan penyebab bermacam-macam. Himawan mengatakan faktor sekolah bisa jadi penyebab. Misalnya anak masuk sekolah atau pindah sekolah.
"Ada faktor psikis di situ yang bikin sembelit," kata Himawan.
Lalu, stresor lain misalnya saat diajak ke luar kota anak merasa tidak nyaman dengan tempat baru atau toilet selain di rumah. Kondisi itu bisa membuat anak menahan untuk BAB yang membuat feses jadi keras.
Stresor lain adalah kehilangan keluarga. Aspek ini bisa menyebabkan pada beberapa anak alami sembelit.
"Dia jadi menahan poop, jadi poop keras dan banyak. Ketika dikeluarkan kesakitan, begitu kesakitan dia akan trauma karena sakit itu sehingga pada poop selanjutnya dia akan menahan, ketika BAB sakit akhirnya jadi sembelit," tutur Himawan.