TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Budi Gunawan mengklaim program sekolah rakyat menjadi pondasi penting dalam memperkuat ketahanan ideologi bangsa. Menurut dia, sekolah rakyat akan menjadi wadah pembentukan karakter generasi muda yang berdasarkan nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Budi mengatakan sekolah rakyat sangat strategis untuk memperkuat ketahanan nasional Indonesia di tengah ketidakpastian global. Menurut dia, program ini dirancang untuk menghadapi tantangan global yang semakin kompleks, termasuk ancaman radikalisme, ekstremisme, dan perpecahan sosial.
Mantan Kepala Badan Intelijen Negara ini tidak mengelaborasi keterangannya. Namun, dia mengatakan, pada era digital ini, anak-anak kerap terpapar berbagai informasi dari berbagai sumber.
“Sekolah Rakyat hadir untuk memfilter dan memberikan pemahaman yang benar tentang jati diri bangsa Indonesia," kata Budi dalam keterangan yang dibagikan oleh humas Kementerian Koordinator Bidang Politik dan Keamanan pada Senin, 13 Juni 2025. Menurut dia, ketahanan ideologi tidak bisa hanya mengandalkan pendekatan top-down, tetapi harus dimulai dari akar rumput.
Puluhan sekolah rakyat yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia mulai melaksanakan matrikulasi tahun ajaran baru secara serentak pada hari ini, Senin, 14 Juli 2025. Masa penjajakan ini akan dilakukan selama lima hari mengikuti jadwal masa pengenalan lingkungan sekolah atau MPLS dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah.
Menteri Sosial Saifullah Yusuf mengatakan sekolah ini dimulai setelah dilakukan uji coba atau simulasi dengan melibatkan para calon siswa selama dua hari pada pekan lalu. Total ada 63 Sekolah Rakyat yang akan memulai matrikulasi pada hari ini, sementara 37 lainnya akan menyusul pada akhir bulan.
"Ada 63 titik yang sudah siap, salah satunya di Sentra Abiyoso,” kata Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau Gus Ipul seperti dilansir dari laman resmi kementerian, Senin 14 Juli 2025.
Tahun ini, pemerintah menargetkan akan membuka 200 sekolah rakyat rintisan. Pada tahap pertama, terdapat 9.755 siswa yang diterima di program unggulan Presiden Prabowo Subianto ini. Jumlah itu akan bertambah pada tahap kedua yang ditargetkan menjangkau hingga 20 ribu siswa.