Liputan6.com, Jakarta - Warga Desa Muara Bakti, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, kini membuktikan bahwa sampah tak melulu menjadi masalah.
Lewat program SIPANDU (Sistem Pengelolaan Sampah Terpadu), limbah rumah tangga justru bisa menjadi tabungan, bahkan membuka jalan menuju masa depan yang lebih baik.
Program SIPANDU merupakan inisiatif dari PT Cikarang Listrindo Tbk melalui PLTU Babelan yang digagas sejak tahun 2022.
Program ini hadir sebagai solusi atas permasalahan sampah yang selama ini ditangani secara tradisional, dibakar atau dikubur, yang justru menimbulkan pencemaran dan risiko banjir.
"Lewat SIPANDU, kami ingin membangun kesadaran masyarakat bahwa sampah bukan sekadar limbah, tetapi bisa menjadi sumber daya," ujar Corporate Communication and ESG Manager PT Cikarang Listrindo Tbk, Rani Maheswari.
Program ini tidak hanya mengedukasi masyarakat soal pentingnya memilah dan mengelola sampah, tapi juga membentuk sistem berkelanjutan mulai dari tingkat rumah tangga hingga komunitas.
Salah satu hasil nyatanya adalah berdirinya Bank Sampah di Desa Muara Bakti yang kini aktif melibatkan warga dalam pengumpulan dan penjualan sampah anorganik.
SIPANDU Jadi Contoh Program Berbasis Komunitas
Program ini pun mendapat perhatian dari pemerintah pusat. Ida Nuryatin Finahari, Sekretaris Ditjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, menyatakan bahwa SIPANDU menjadi contoh program berbasis komunitas yang efektif.
"Wilayah ini rawan banjir, sehingga edukasi pengelolaan sampah sangat penting untuk mencegah risiko bencana lingkungan," ujarnya saat kunjungan monitoring Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL).
Lala Aprilia, Sekretaris Bank Sampah, menjelaskan bahwa banyak warga kini lebih sadar akan nilai ekonomis sampah yang mereka hasilkan.
"Sampah-sampah yang memiliki nilai ekonomis kami jemput dari rumah warga, dibersihkan, disimpan, dan dijual saat harga stabil," katanya.
Prinsip 5R
Selain berkontribusi terhadap kebersihan lingkungan, hasil dari penjualan sampah anorganik juga bisa menjadi tabungan atau penghasilan tambahan bagi warga.
Aktivitas ini mengubah persepsi masyarakat terhadap sampah dan mendorong pola hidup yang lebih ramah lingkungan.
Tak berhenti di program pengelolaan sampah, Cikarang Listrindo juga mendukung pemberdayaan pelajar SMK lewat Program Lintas Energi di SMKN 1 Babelan.
Program ini memberikan pelatihan K3, prinsip 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin), serta dukungan sarana belajar untuk meningkatkan kesiapan siswa menghadapi dunia kerja.
Dampak dari Program SIPANDU
Menurut Cucu Sudrajat, Kepala SMKN 1 Babelan, dampak dari program ini sangat terasa.
"Beberapa perusahaan sudah mulai merekrut siswa langsung dari sekolah. Bahkan tahun ini, enam siswa kami mendapat kesempatan magang ke Jepang," katanya.
Kolaborasi antara industri, sekolah, dan masyarakat ini membuktikan bahwa pengelolaan sampah bukan hanya tentang kebersihan, tetapi juga tentang membuka jalan baru menuju kesejahteraan dan peningkatan kualitas hidup.
Melalui program SIPANDU dan Lintas Energi, Cikarang Listrindo menunjukkan bahwa tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) bisa memberikan dampak nyata dan berkelanjutan.
Dimulai dari langkah kecil seperti memilah sampah, masyarakat kini mulai menata masa depan dengan lebih percaya diri.
Transformasi ini menjadikan Desa Muara Bakti sebagai contoh inspiratif pengelolaan lingkungan berbasis komunitas yang bisa ditiru daerah lain, terutama wilayah pesisir yang rentan terhadap bencana lingkungan.