TEMPO.CO, Jakarta - Seleksi Masuk Universitas Indonesia (SIMAK UI) diwarnai dengan isu joki yang viral di media sosial X. Para joki menawarkan jasa joki dari harga Rp 2-4 juta.
Diketahui bahwa sistem ujian SIMAK UI 2025 memang dilakukan secara daring. Direktur Humas, Media, Pemerintah, dan Internasional UI Arie Afriansyah menegaskan pihaknya tidak menoleransi berbagai bentuk kecurangan yang dilakukan dalam SIMAK UI.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kami tidak menoleransi segala bentuk kecurangan yang teridentifikasi, baik secara sistem maupun melalui catatan pengawas," kata Arie dikutip dari Antara, Ahad, 30 Juni 2025.
Arie menegaskan pihaknya juga akan mencatat berbagai bentuk kecurangan dalam pelaksanaan ujian seleksi masuk UI. "Kita akan mencatat segala bentuk kecurangan dalam pelaksanaan ujian seleksi masuk UI," ujarnya.
Cara Kerja Joki SIMAK UI
Arie menjelaskan bahwa dugaan kecurangan joki dalam SIMAK UI bisa terjadi meski UI sudah menyiapkan sistem keamanan yang ketat. “UI sudah memiliki cara pengawasan yang kita sebut dengan proktor online, dengan sistem pengawasan sedemikian rupa sehingga pihak pengawas bisa mengetahui bagaimana keadaan di komputer peserta maupun sekitarnya,” katanya.
Arie mengatakan bahwa pelanggaran yang dilaporkan adalah pelanggaran yang melibatkan mobilitas peserta saat ujian SIMAK UI secara online. “Di saat ujian kan memang tidak boleh misalnya ke kamar kecil, apakah itu kemudian melakukan kecurangan atau tidak, kita tidak tahu,” lanjutnya.
Arie juga mencurigai adanya praktik mirroring monitor yang diduga dilakukan oleh joki ujian SIMAK UI. Menurutnya, teknologi zaman sekarang memungkinkan hal tersebut. “Kami terus menginvestigasi ya apakah semua kecurangan-kecurangan tersebut memang berujung pada praktik kecurangan atau penipuan,” kata Arie.
Sementara itu, Rektor UI Prof Heri Hermansyah mengatakan bahwa pihaknya juga selalu berbenah dan meningkatkan keamanan serta kenyamanan dalam pelaksanaan ujian untuk mengurangi berbagai tindak kecurangan yang mungkin terjadi.
"Selalu ada celah, maka mari kita perbaiki itu. Yang jadi isu kan joki, jangankan online, offline saja joki tetap ada kan, (seperti pada) Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) kemarin, kan di daerah joki itu ada. Jadi diubah dari online ke offline nggak menjamin joki itu hilang. Jadi, mending kita pertahankan online ini, kita perbaiki security-nya secara terus menerus dan ini akan bagus untuk akses seluruh anak bangsa," kata dia, dilansir dari Antara, 30 Juni 2025.
Beberapa hal yang akan diperbaiki, jelas Heri, adalah sistem keamanan yang memungkinkan untuk mengetahui jejak peserta. Hal ini dinilai mampu mendeteksi kecurangan dalam ujian. Ia juga memastikan para peserta ujian yang diduga melakukan kecurangan akan diperiksa, dan bila terbukti, status penerimaannya akan dibatalkan.
"Kalau itu (pengguna joki) tertangkap basah, jelas kita akan coret dari penerimaan mahasiswa baru di Universitas Indonesia," kata Heri Hermansyah.