Bahaya Beras Oplosan yang Dicampur Bahan Kimia, Pakar: Bisa Picu Kanker dan Rusak Ginjal

2 weeks ago 15
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

Liputan6.com, Jakarta Beras oplosan adalah beras yang dicampur dengan beras lain dengan kualitas rendah, tapi dijual dan dipasarkan seolah-olah kualitas premium.

Tak jarang, beras oplosan juga dicampur dengan bahan kimia seperti pemutih, pewarna, dan plastik sintetis.

Meski secara hukum istilah ‘beras oplosan’ tidak ditemukan dalam peraturan perundang-undangan, praktik mencampur beras dengan bahan non-pangan atau kualitas rendah tetap melanggar ketentuan keamanan dan mutu pangan.

Guru Besar Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada, Prof. Dr. Ir. Sri Raharjo, M.Sc mengungkapkan bahwa fenomena ini menunjukkan lemahnya pengawasan distribusi pangan, terutama di tingkat produsen dan pasar tradisional.

“Meskipun istilah beras oplosan tidak digunakan secara resmi, praktik ini dapat ditindak dengan dasar hukum dalam Undang-Undang Pangan karena merugikan konsumen,” ujarnya, Rabu (23/7/2025) mengutip laman UGM.

Sri Raharjo menjelaskan, beberapa bahan kimia yang kerap ditemukan dalam beras oplosan antara lain klorin atau pemutih, pewangi buatan, hingga parafin atau plastik. Zat-zat ini digunakan untuk menyamarkan kualitas beras yang sebenarnya rendah sehingga tampak lebih putih dan menarik. Praktik ini dilakukan dengan motif komersial semata tanpa mempertimbangkan dampaknya terhadap kesehatan konsumen.

“Klorin misalnya, digunakan untuk menghilangkan warna kusam, tapi zat ini bersifat karsinogenik dan sangat berbahaya bila dikonsumsi dalam jangka panjang,” jelas Sri Raharjo.

Kepala Pusat Studi Pangan dan Gizi (PSPG) UGM ini menjabarkan paparan berkepanjangan terhadap zat-zat tersebut jelas berisiko memicu kanker, bahkan berpotensi merusak organ vital seperti hati dan ginjal.

Isu soal beras oplosan, rupanya membuat Presiden Prabowo Subianto marah. Prabowo meminta Jaksa Agung dan Kapolri menindak tegas pengoplos beras, karena kerugian negara setiap tahun mencapai Rp100 triliun.

Dampak Jangka Panjang Konsumsi Beras Oplosan

Konsumsi rutin dalam jangka panjang memungkinkan akumulasi senyawa kimia dalam tubuh yang akan memperberat kerja sistem detoksifikasi organ.

Sri Raharjo mengingatkan bahwa senyawa seperti hipoklorit dapat membentuk trihalometan yang diklasifikasikan sebagai zat karsinogenik oleh IARC (International Agency for Research on Cancer).

“Pewarna sintetis seperti Rhodamin B juga dapat menyebabkan sirosis hati atau gagal ginjal jika terakumulasi dalam tubuh,” tegasnya.

Konsumsi beras oplosan dalam jangka panjang dapat menimbulkan berbagai dampak kesehatan serius. Tidak hanya risiko gangguan organ, beberapa zat kimia juga bersifat toksik dan bisa memicu peradangan sistemik dalam tubuh. Selain risiko kanker akibat akumulasi karsinogen, tubuh juga menghadapi ancaman gangguan fungsi hati dan ginjal sebagai organ detoksifikasi utama.

“Organ-organ ini akan bekerja ekstra keras menyaring zat asing, dan dalam jangka panjang bisa berujung pada kerusakan permanen,” ujarnya.

Zat Kimia Sulit Hilang Meski Beras Dicuci dan Dimasak

Sayangnya, sambung Sri, proses mencuci atau memasak beras tidak sepenuhnya efektif untuk menghilangkan kontaminan berbahaya.

Banyak masyarakat masih beranggapan bahwa mencuci atau menanak beras dapat menghilangkan semua zat beracun yang terkandung di dalamnya. Hanya sebagian kecil zat kimia yang larut air yang bisa berkurang melalui pencucian, dan beberapa senyawa seperti formalin tetap bertahan meski dipanaskan pada suhu tinggi.

“Pencucian mungkin mengurangi pewarna, tapi residu plastik atau klorin tetap tertinggal dan tidak terurai saat dimasak,” jelas Sri Raharjo.

Bagaimana Cara Bedakan Beras Alami dengan Beras Oplosan?

Ketua Umum Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia pada 2002 ini memberikan beberapa tips untuk membedakan beras alami dan beras oplosan melalui pengujian sederhana di rumah.

Edukasi soal ciri fisik beras sangat penting agar konsumen tidak tertipu oleh tampilan luar yang tampak premium. Ciri-ciri fisik seperti warna yang terlalu putih, aroma kimia, atau hasil tes air dan api dapat menjadi indikasi awal.

“Kalau beras direndam air lalu mengambang atau air berubah warna, atau saat dibakar mengeluarkan bau plastik, maka patut dicurigai mengandung bahan berbahaya,” katanya.

Sri Raharjo juga menyoroti pentingnya penguatan sistem pengawasan dan distribusi pangan untuk mencegah kasus beras oplosan berulang. Tanpa intervensi kebijakan yang tegas, kasus serupa akan terus muncul dan merugikan kesehatan publik. Ia mendorong sertifikasi ketat di tingkat distributor, edukasi kepada pedagang dan konsumen, serta pemanfaatan teknologi pendeteksi cepat di pasar.

“Sanksi hukum saja tidak cukup, edukasi dan teknologi deteksi harus jadi bagian dari strategi pengawasan pangan kita,” tegasnya.

Sri mengimbau masyarakat untuk lebih cermat dan kritis dalam memilih beras yang dikonsumsi sehari-hari. Keamanan pangan dimulai dari rumah tangga, saat kita menentukan apa yang masuk ke dalam tubuh. Memilih beras dari sumber terpercaya, memerhatikan tampilan dan aroma alami, serta mempertimbangkan diversifikasi pangan adalah langkah bijak untuk menjaga kesehatan.

“Masyarakat bisa mulai dengan membeli beras berlabel standar nasional Indonesia (SNI), dan sesekali mengganti asupan karbohidrat dengan sumber lain seperti umbi-umbian,” pungkasnya.

Read Entire Article