Bagaimana Peran Jokowi Melesatkan Karier Politik Bobby Nasution?

1 month ago 8
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

TEMPO.CO, Jakarta - Melesatnya karier politik Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution ditengarai atas bantuan mertuanya, Presiden ke-7 Joko Widodo. Bobby menjadi gubernur Sumatera Utara hanya dalam waktu lima tahun sejak menjadi Wali Kota Medan sejak 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Laporan Majalah Tempo edisi 13 Juli 2025 berjudul “Cawe-cawe Jokowi Memuluskan Karier Politik Bobby Nasution”, peran Jokowi dalam meroketkan karier Bobby dimulai pada akhir 2019. Saat itu Jokowi mengundang dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga Haryadi, ke Istana Negara Jakarta. Jokowi meminta Haryadi menyiapkan Bobby untuk maju dalam pemilihan Wali Kota Medan tahun 2020. Saat itu, Bobby bukan kader partai manapun sebelum akhirnya bergabung ke Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.

Haryadi adalah mantan anggota Tim Sebelas, tim transisi pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Kepada Haryadi, Jokowi ingin PDIP memberikan tiket pemilihan Wali Kota Medan kepada menantunya. 

"Pak Jokowi meminta saya menjadi jembatan dengan PDIP," kata Haryadi saat dihubungi Tempo pada Senin, 7 Juli 2025.

Bobby ternyata sudah membentuk tim bayangan sebelum Haryadi berkomunikasi dengan petinggi PDIP. Dua mantan anggota tim tersebut bercerita, mereka bertugas mengerek popularitas Bobby di Medan. Tim ini menggaet media lokal serta lembaga swadaya masyarakat. Mereka membuat narasi bahwa Bobby calon pemimpin muda yang dibutuhkan Kota Medan. 

Mantan tim bayangan ini juga mengatakan Bobby dibantu oleh mantan Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Utara, Agus Andrianto. Mereka menuturkan Agus membuka jalan bagi Bobby untuk mendekati berbagai kelompok masyarakat dan organisasi keagamaan. Agus juga menyokong logistik tim Bobby. 

Hingga Sabtu pagi, 12 Juli 2025, Agus tak merespons permintaan wawancara Tempo.

Rektor Universitas Sumatera Utara Muryanto Amin turut membantu Bobby dengan menggelar survei. Hasil survei memperlihatkan keluarga presiden mendongkrak popularitas dan elektabilitas Bobby. "Sebulan sebelum pencalonan, elektabilitas Bobby di atas 50 persen," ucap Muryanto saat dihubungi pada Jumat, 11 Juli 2025.

Meski Bobby sudah bergerilya, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri enggan memberikan tiket pencalonan saat maju dalam Pilkada Kota Medan. Ketua Dewan Pimpinan Daerah PDIP Sumatera Utara Rapidin Simbolon bercerita, dalam rapat dengan petinggi partai, Megawati mengatakan Bobby belum berpengalaman. Megawati pun meminta Bobby aktif di partai minimal lima tahun.

"Atau menjadi calon wakil wali kota dulu," tutur Rapidin di kompleks Dewan Perwakilan Rakyat, Senayan, Jakarta, pada
Rabu, 9 Juli 2025.

Saat itu PDIP memiliki calon wali kota Medan sekaligus inkumben, Akhyar Nasution. Namun Jokowi bersikukuh menantunya menjadi calon Wali Kota Medan dari partai banteng.

“Jokowi mengatakan momentumnya harus sekarang," kata Haryadi menceritakan isi pertemuannya dengan Jokowi. 

Jokowi bahkan sempat menjamin kemenangan Bobby kepada Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto. Hasto menceritakan permintaan Jokowi itu dalam wawancara dengan Tempo pada Desember 2024. Hasto kini ditahan karena terjerat kasus suap Harun Masiku.

Dihubungi lewat ajudannya, Syarif Muhammad Fitriansyah, Jokowi tak memberikan tanggapan hingga Sabtu, 12 Juli 2025. Adapun Bobby tak menanggapi surat permintaan wawancara yang dikirimkan ke rumah keluarganya dan kantornya di Jakarta Selatan.

Haryadi dan Hasto lantas menyampaikan permintaan Jokowi kepada Megawati. Presiden kelima itu akhirnya menyetujui keinginan Jokowi. Hasto pun meminta Akhyar Nasution agar mengalah. Namun Akhyar memilih hengkang dari PDIP dan maju pilwalkot Medan lewat Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera.

Karena menganggap Bobby masih belum berpengalaman, Megawati meminta Bobby menjalani kursus kilat di Banyuwangi, Surabaya, dan Semarang. Kepala daerah di sana merupakan kader dari PDIP. Bobby pun magang dengan Azwar Anas (Bupati Banyuwangi), Hendrar Prihadi (Wali Kota Semarang), dan Tri Rismaharini (Wali Kota Surabaya). 

"Bobby hanya sekali datang dan belajar soal revitalisasi Kota Lama," ucap Hendrar saat dihubungi pada Kamis, 10 Juli 2025.

Nama Bobby akhir-akhir ini menjadi pembicaraan media massa setelah orang kepercayaannya dicokok Komisi Pemberantasan Korupsi. KPK menangkap Topan Obaja Putra Ginting  dalam operasi tangkap tangan pada Jumat, 27 Juni 2025. 

Topan Ginting memiliki kedekatan dengan Bobby Nasution sejak Topan membantu memenangkan Bobby dalam pemilihan Wali Kota Medan. Kemenangan Bobby dalam dua pemilihan kepala daerah di Sumatera Utara turut melesatkan karier Topan di pemerintahan. 

Namun, sebelum ditengarai bakal ditunjuk Bobby sebagai sekretaris daerah Sumatera Utara, Topan keburu ditangkap KPK. Ia diduga menerima suap dalam proyek pembangunan jalan di Sumatera Utara. Topan ditetapkan tersangka bersama dua pejabat pembuat komitmen dan dua pihak swasta sebagai tersangka.

Pelaksana Tugas Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK, Asep Guntur Rahayu, mengatakan penyidik KPK menyita uang Rp 231 juta dalam operasi tangkap tangan itu. Adapun besaran nilai proyek pembangunan jalan mencapai Rp 231,8 miliar. Topan diduga memerintahkan dua pejabat pembuat komitmen memenangkan dua perusahaan untuk menggarap proyek tersebut.

Asep Guntur Rahayu mengatakan fee yang diberikan pengusaha agar bisa menggarap pembangunan jalan diperkirakan 10-20 persen dari nilai proyek.

“Kepada siapa saja (duit tersebut dibagikan), itu yang sedang kami dalami," ujar Asep pada Sabtu, 28 Juni 2025.

Asep mengatakan Topan diduga mendapatkan komisi 4-5 persen atau sekitar Rp 8 miliar dari proyek pembangunan jalan. Menurut Asep, duit itu akan diberikan bertahap. Saat menggeledah rumah Topan Ginting, penyidik KPK juga menyita uang Rp 2,8 miliar.

Francisca Christy Rosana, Erwan Hermawan, Egi Adyatama, Hussein Abri Dongoran, Adi Warsidi dari Bekasi, dan Mei Leandha serta Sahat Simatupang dari Medan berkontribusi dalam penulisan artikel ini
Read Entire Article