Apa Pengaruh Ancaman OPM yang Menyebut Bakal Menyerang Pejabat di Papua?

3 weeks ago 9
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

TEMPO.CO, Jakarta - Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka atau TPNPB-OPM mengancam akan menyerang kepala daerah dan legislator di daerah Papua. Kelompok pro kemerdekaan Papua itu memperingatkan para gubernur, bupati, wali kota, dan DPRD di Tanah Papua bila masih memihak pemerintah pusat Republik Indonesia.

"Jika pejabat-pejabat Papua masih terus menjadi boneka Jakarta, maka TPNPB wajib eksekusi mereka," kata Juru bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom dalam keterangannya pada Ahad, 20 Juli 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebby mengatakan pejabat Papua semestinya tidak mendukung pemerintah Indonesia. Menurut Sebby, pemerintah Indonesia itu telah merampas sumber daya alam yang ada di Bumi Cendrawasih.

Dia mengklaim sumber daya alam yang ada itu milik masyarakat Papua. Sebby menyoroti kebijakan kepala daerah yang memberikan izin tambang emas di Papua kepada pemerintah Indonesia. 

Menurut dia, pemberian izin itu bentuk ketidakmampuan kepala daerah melindungi masyarakat dan alam Papua. Sebby juga meminta kepala daerah menghentikan kebijakan Presiden Prabowo Subianto. 

Sebby menilai, pelaksanaan kebijakan Prabowo justru membuat semakin banyak konflik bersenjata dan warga sipil mengungsi. "Semua pejabat Papua harus berhenti mendukung kebijakan Presiden Prabowo Subianto," ujar dia. 

Karena itu, Sebby berpendapat bahwa pejabat Papua yang mendukung dan memihak pemerintah pusat, anti terhadap perjuangan masyarakat Papua itu sendiri. Perjuangan itu disebut untuk merdeka dari pemerintah Indonesia.

Pendiri Nalar Institute Yanuar Nugroho menilai ancaman dari kelompok OPM terhadap pemerintah daerah di Papua menjadi sinyal serius atas kegagalan negara dalam membangun kepercayaan. Termasuk menjamin keadilan bagi rakyat Papua.

"(Ancaman ini) yang sedang ditantang bukan hanya afiliasi politik, tapi legitimasi kebijakan publik itu sendiri," kata Yanuar saat dihubungi pada Selasa, 22 Juli 2025.

Peringatan ini, ujar dia, membuat posisi pemerintah daerah di Papua menjadi dilematis. Di satu sisi mereka terikat secara struktural dengan pusat. Sedangkan di sisi lain harus menghadapi tekanan sosial dan keamanan dari OPM.

Apalagi, kata dia, kelompok separatis itu memiliki basis dukungan lokal untuk menjalankan ancamannya tersebut. Terutama masyarakat yang tinggal di wilayah pedalaman, yang selama ini tak tersentuh oleh kebijakan pembangunan pemerintah.

Yanuar menilai ancaman OPM ke pejabat sipil di Papua memiliki dampak terhadap keberlangsungan kehidupan sosial masyarakat. Mulai dari terganggunya layanan dasar seperti pendidikan, kesehatan, hingga transportasi publik.

Selain itu, proyek pembangunan infrastruktur baik yang berskala nasional maupun lokal berpotensi tidak dapat dilaksanakan karena faktor keamanan. Ancaman OPM ini, ujar dia, juga berpotensi menyempitkan ruang diskursus kebijakan publik di Papua.

Menurut Yanuar, ada kecenderungan bagi pejabat daerah untuk enggan berinisiatif melaksanakan kebijakan untuk publik bila berisiko ditafsirkan 'tidak loyal' oleh pihak tertentu. "Akibatnya kebijakan daerah kehilangan keberanian moral dan politiknya," kata pengamat kebijakan publik ini.

Yanuar juga mengatakan, ancaman penyerangan ke pejabat daerah di Papua ini mengakibatkan pelaksanaan kebijakan daerah cenderung defensif. Artinya tidak progresif, tidak partisipatif, dan cenderung hanya merespons tekanan pusat ataupun upaya pemadaman konflik jangka pendek.

Kondisi itu, kata dia, rawan dimanfaatkan oleh OPM sebagai celah untuk membangun legitimasi alternatif di mata rakyat. Misalnya, menyatakan bahwa pemerintah daerah tidak mampu melindungi, mendengar, dan tidak memiliki solusi yang relevan.

"Jika dibiarkan maka akan lahir dualisme otoritas di Papua, negara formal di atas kertas dan kekuasaan informal yang menguasai wilayah serta kesetiaan sosial," ucap Yanuar.

Ancaman ini tidak hanya menghambat pembangunan di Papua. Bila pemerintah daerah gagal memformulasikan kebijakan yang sensitif terhadap dinamika lokal, Yanuar mengatakan bahwa legitimasi negara juga akan makin rapuh.

Menurut dia, dalam situasi di tengah ancaman ini pendekatan keamanan bukan solusi yang memadai. Dia menilai pemerintah daerah Papua mulai membangun strategi hibrid, yaitu menggabungkan pendekatan keamanan dengan inisiatif kemanusiaan.

"Pemerintah daerah perlu keluar dari sekadar menjadi perpanjangan tangan pemerintah pusat," ucapnya. 

Dia mendorong agar perlindungan terhadap layanan publik tetap menjadi prioritas. Tujuannya agar pelayanan untuk masyarakat tetap berjalan dan terjamin meski di tengah konflik.

"Jadi (penyelesaiannya) bukan sekadar soal teknokrasi dan prosedur, tapi tentang keberanian untuk hadir dan mengakui kompleksitas realitas Papua sebagai bagian dari republik," ucapnya.

Juru Bicara Jaringan Damai Papua Yan Christian Warinussy mengatakan ancaman OPM terhadap pejabat di Papua musti disikapi serius. Ancaman ini, kata dia, dikhawatirkan memiliki ekses terhadap konflik kekerasan di Bumi Cendrawasih.

Karena itu, pemerintah daerah dan aparat penegak hukum semestinya memetakan risiko bahaya dari ancaman tersebut. Tindakan penegakan hukum, ujar dia, juga bisa terjadi bila ada laporan ke polisi.

"Kalau hal itu terjadi, ada pengaruhnya terhadap keberlanjutan atau kepanjangan konflik di Papua," kata pegiat HAM pada Selasa, 22 Juli 2025.

Menyikapi ancaman OPM terhadap pejabat publik di Papua, Kepala Pusat Penerangan TNI Mayor Jenderal Kristomei Sianturi mengatakan bahwa hal itu tidak perlu digubris. Sebab, menurut dia, ancaman penyerangan itu hanya propaganda kelompok pimpinan Goliath Tabuni tersebut.

"Itu hanya propaganda gerombolan OPM. Tidak usah dihiraukan dan didengarkan," kata Kristomei.

Hendrik Yaputra berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Read Entire Article