Anggota DPR: Kasus Kekerasan Seksual di Kampus Jangan Diselesaikan di Internal

2 weeks ago 11
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Komisi III DPR, Gilang Dhielafararez, mengingatkan seluruh perguruan tinggi tidak hanya menyelesaikan kasus kekerasan seksual lewat mekanisme internal. Menurut dia, relasi kuasa di lingkungan akademik kerap dimanfaatkan pelaku untuk menghindari proses hukum pidana.

Pilihan editor: Polemik Redistbusi Guru ASN ke Sekolah Swasta

"Kasus ini menjadi preseden penting bahwa dunia pendidikan tidak boleh menjadi tempat aman bagi predator seksual," kata Gilang, Senin, 28 Juli 2025.

Pernyataan itu merespons kasus dugaan kekerasan seksual yang menyeret seorang guru besar Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto. Meski belum ada laporan resmi, Kepolisian Resor Kota Banyumas sudah melakukan penyelidikan awal. Aksi solidaritas pun digelar di depan kampus oleh mahasiswa yang mendukung korban.

Rektorat Unsoed membentuk Tim Pemeriksa beranggotakan tujuh orang untuk menyelidiki kasus ini di internal kampus. Namun, Gilang menegaskan penyelesaian administratif kampus tidak cukup untuk menegakkan keadilan bagi korban. "Tidak boleh ada perlindungan bagi pelaku, negosiasi, atau penyelesaian internal yang melemahkan keadilan bagi korban," tegasnya.

Gilang pun meminta kepada seluruh perguruan tinggi agar tidak menyelesaikan kasus kekerasan seksual secara internal hanya dengan sanksi administratif, ataupun mendiamkannya demi menjaga reputasi institusi. Ia menegaskan, hukum pidana tidak bisa dinegosiasikan atas nama citra. 

"Negara memiliki kewajiban untuk menjamin perlindungan hukum yang setara dan adil bagi seluruh warganya, tanpa terkecuali. Tanggung jawab ini termasuk untuk instansi yang terlibat dalam penanganan kasusnya," pungkas Gilang.

Menurut dia, penanganan kasus kekerasan seksual di lingkungan akademik harus dilakukan oleh aparat penegak hukum dengan pendekatan profesional dan berpihak kepada korban. Ia juga mendorong Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktsaintek) ikut terlibat.

"Tidak boleh ada perlindungan bagi pelaku, negosiasi, atau penyelesaian internal yang melemahkan keadilan bagi korban," katanya. 

Gilang menambahkan bahwa pendidikan seharusnya menjadi tempat yang aman dan bebas dari kekerasan. Dunia akademik tidak boleh menormalisasi kekerasan seksual sebagai persoalan etik belaka. "Kasus kekerasan seksual yang dilakukan seorang pengajar tidak boleh direduksi sebagai pelanggaran etik internal kampus semata," ujarnya. 

Gilang juga mengingatkan bahwa pelaku yang memiliki gelar dan jabatan tinggi seharusnya menjadi contoh dalam menjaga etika dan hukum, bukan sebaliknya. Jika terbukti bersalah, pelaku harus dijatuhi hukuman maksimal, bahkan dicabut hak sosialnya dalam dunia akademik.

"Jika terbukti, pelaku tidak hanya layak dijatuhi hukuman pidana maksimal, tetapi juga harus dicabut hak sosialnya untuk berkiprah di dunia akademik dan publik," ucap Gilang. 

Pilihan editor: DPR Minta Polisi Laporkan Perkembangan Kasus Kematian Diplomat Arya Daru

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Read Entire Article