TEMPO.CO, Jakarta - Aktivis kemanusiaan dari Wamena, Papua, Yefta Lengka mengatakan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka tidak punya pengalaman menyelesaikan konflik kekerasan. Pendamping pengungsi Nduga, Papua, ini ragu Gibran bisa menyelesaikan konflik kekerasan antara pasukan militer Indonesia dan kelompok pro-kemerdekaan Papua.
"Gibran masih muda dan perlu banyak pengalaman penyelesaian konflik," kata staf Yayasan Keadilan dan Keutuhan Manusia Papua ini saat dihubungi, Jumat, 11 Juli 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Yefta juga ragu Gibran bisa menyelesaikan masalah hak asasi manusia seperti pengungsian akibat konflik bersenjata antara pasukan militer dengan kelompok pro-kemerdekaan. Ia pun tidak yakin Gibran bisa mengatasi 4 masalah Papua yang ditemukan oleh Lembaga ilmu pengetahuan Indonesia (LIPI) - sekarang Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Empat masalah itu yakni sejarah dan status politik integrasi Papua ke Indonesia, kekerasan dan pelanggaran hak asasi manusia, diskriminasi orang Papua, dan kegagalan pembangunan di Papua.
"Penyelesaian masalah Papua tidak akan efektif dan tidak bakal selesai jika Gibran yang memimpin," kata dia.
Menurut Yefta, Prabowo sedang melempar masalah kepada Gibran. Prabowo seharusnya memimpin langsung penyelesaian konflik di Papua. Yefta ingin Prabowo menghentikan operasi militer dan mengutamakan dialog antara pemerintah dan kelompok pro-kemerdekaan.
Dua hari sebelumnya, Koordinator Pastor-Pastor Papua John Bunay juga meragukan Gibran Rakabuming Raka dapat menyelesaikan masalah Papua. Keraguan ini karena Presiden ke-7 Jokowi saja gagal menyelesaikan masalah Papua. Padahal, Jokowi sudah beberapa kali mengunjungi Papua dan memerintahkan mantan Wapres Ma'ruf Amin menjadi Ketua Badan Pengarah Percepatan Otonomi Khusus Papua (BP3OKP).
Gibran sendiri siap melaksanakan mandat dari Presiden Prabowo Subianto untuk penugasan khusus di Papua. Gibran juga akan menerima saran dan kritik dari masyarakat Papua.
""Saya sebagai pembantu presiden siap ditugaskan ke mana pun, kapan pun," ujar Gibran saat kunjungan kerja di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Rabu 9 Juli 2025.