Di saat rapat paripurna DPR, anggota dewan menggelar aksi simbolik sebagai bentuk dukungan terhadap rakyat Palestina di Gaza.
24 Juli 2025 | 18.56 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Rapat Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) diwarnai aksi simbolik anggota Dewan untuk memberi dukungan kepada rakyat Palestina di Gaza. Awalnya, anggota DPR dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sukamta mengajukan interupsi di tengah rapat. Ia lantas mengajak seluruh anggota dewan untuk menunjukkan dukungan kepada warga Gaza dengan cara mengangkat poster bertema Palestina.
“Situasi di Gaza sangat memprihatinkan. Ketika rakyat tidak bisa dibunuh dengan bom, mereka dibunuh dengan kelaparan,” kata Sukamta saat mengajukan interupsi dalam Rapat Paripurna DPR di Gedung Nusantara II, Senayan, Jakarta, pada Kamis 24 Juli 2025.
Sukamta mengatakan setiap hari puluhan hingga ratusan warga sipil, termasuk anak-anak dan lanjut usia, meninggal akibat kekurangan makanan dan air bersih. Kerana itu, ia meminta anggota DPR tidak hanya menyuarakan dukungan ke rakyat Palestina secara verbal, tetapi mereka juga memperlihatkan sikap nyata melalui aksi simbolik.
“Mohon kepada pimpinan dan seluruh anggota dewan berkenan untuk menyampaikan poster simbolik sebagai dukungan DPR,” kata dia.
Menanggapi ajakan Sukamta, Wakil Ketua DPR Saan Mustopa menyatakan bahwa pimpinan dewan menerima usulan tersebut. Saan pun mengajak seluruh anggota dewan untuk ikut serta dalam aksi tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Atas apa yang disampaikan oleh Pak Sukamta, pimpinan menerima ini untuk kita sama-sama mengangkat poster yang sudah tersedia,” ujar Saan.
Poster-poster yang bertema solidaritas Palestina itu diangkat serentak oleh anggota DPR di dalam ruang rapat paripurna. Aksi ini menjadi simbol ajakan kepada dunia internasional untuk segera menghentikan genosida di Gaza dan memperkuat seruan kemanusiaan bagi warga sipil yang terdampak konflik.
Konflik antara Hamas dan Israel di Gaza sudah hampir memasuki dua tahun sejak 7 Oktober 2023. Pasukan Israel menyerang Gaza lewat darat dan udara. Mereka tidak hanya menyerang tempat-tempat persembunyian milisi Hamas, tapi juga warga sipil.
Serangan terbaru pasukan Israel terjadi pada Rabu dini hari, 23 Juli 2025. Pasukan Israel menyerang sebuah apartemen di lingkungan Tel al-Hawa, Kota Gaza, menurut kantor berita resmi Palestina, WAFA seperti dikutip Anadolu. Setidaknya tujuh orang, termasuk anak-anak, seorang ibu hamil, dan janinnya, tewas dan beberapa orang lainnya terluka akibat serangan udara tersebut.
Pasukan Israel juga menyerang sebuah ambulans di dekat Rumah Sakit Rehabilitasi Hamad di barat laut Kota Gaza. Serangan ini melukai anggota tim medis, menurut sumber medis yang dikutip oleh WAFA.
Serangan Israel secara terus menerus itu mengakibatkan bencana kelaparan hingga mengarah ke genosida. Tekanan internasional terhadap Israel juga semakin meningkat melihat situasi kemanusiaan di Gaza. Meski Israel mulai melonggarkan blokade bantuan yang telah berlangsung sejak akhir Mei lalu, penduduk Gaza masih menghadapi kekurangan pangan. Warga juga seringkali terbunuh saat mencoba mengambil bantuan di beberapa titik distribusi.
Lebih dari 100 organisasi kemanusiaan memperingatkan bahwa kelaparan massal sedang menyebar di jalur Gaza. Organisasi kemanusiaan itu di antaranya Dokter Lintas Batas (MSF), Save the Children, dan Oxfam.
"Ketika pengepungan pemerintah Israel membuat rakyat Gaza kelaparan, para pekerja bantuan kini harus ikut antre makanan yang sama, mempertaruhkan nyawa mereka untuk ditembak hanya demi memberi makan keluarga mereka," demikian pernyataan organisasi kemanusiaan tersebut, dikutip dari Al Arabiya.
Dewi Rina Cahyani berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan Editor: Kreativitas Anak Muda Yogyakarta untuk Gaza