Liputan6.com, Jakarta Klinik yang terletak di Provinsi Hebei, China bagian utara menarik perhatian luas dari pengguna media sosial dari berbagai belahan dunia.
Klinik ini dianggap sebagai jawaban atas meningkatnya keluhan psikologis yang dialami banyak pekerja terutama di tengah tekanan dunia yang serba cepat ini.
Klinik yang dinamai dengan “Tidak Suka Bekerja” sebenarnya pengembangan dari klinik sebelumnya yang bernama “Tidak Suka Pergi Sekolah”. Awalnya, klinik ini bertujuan membantu orangtua menangani anak-anaknya yang enggan bersekolah karena stres akademik dan tantangan emosional.
Motivasi utama untuk membuka klinik versi dewasa datang dari para orangtua yang sebelumnya pernah membawa anak mereka ke klinik “Tidak Suka Pergi Sekolah”.
“Dulu saat anak-anak datang ke klinik ‘Tidak Suka Pergi Sekolah’, beberapa orangtua bertanya apakah ada layanan serupa untuk orang dewasa yang tidak ingin pergi bekerja,” jelas Yue Limin, Direktur Departemen Tidur dan Psikologi di rumah sakit tersebut sekaligus kepala klinik mengutip Livemint, Jumat, 25 Juli 2025.
Tujuan Kehadiran Klinik Tidak Suka Bekerja
Klinik ini ditujukan bagi mereka yang mengalami kelelahan, kehabisan energi, ketidakstabilan emosional, atau merasa bahwa pekerjaan yang mereka lakukan tidak lagi memiliki makna. Masalah-masalah psikologis tersebut harus segera ditangani oleh seorang profesional.
“Tapi jika langsung kami labeli sebagai kecemasan atau depresi, beberapa pasien bisa merasa malu atau terstigma,” kata Yue.
Menurutnya, inisiatif ini dimulai dengan harapan agar pasien bisa datang berkonsultasi tanpa merasa tertekan. Selain itu, penting juga untuk tetap memperhatikan privasi yang dialami oleh seseorang.
“Gejala yang tampak di permukaan sering kali berasal dari faktor psikologis atau sosial yang kompleks. Tugas kami sebagai profesional adalah mengidentifikasi akar masalah, melakukan penilaian dan diagnosis secara menyeluruh, lalu memberikan pengobatan dan dukungan,” lanjut Yue.
Bagaimana Klinik Ini Membantu Pekerja dari Burnout?
Proses diagnosis di klinik “Tidak Suka Bekerja” dimulai dengan wawancara untuk menilai kondisi emosional pasien secara umum.
Ini seperti diagnosis dengan pemeriksaan fisik guna menyingkirkan kemungkinan gangguan organik seperti hipertiroidisme. Menurut National Library of Medicine, hipertiroidisme merupakan gangguan tiroid yang ditandai dengan produksi hormon tiroid yang berlebihan.
Setelah mendapat hasilnya, rumah sakit akan merancang rencana perawatan yang disediakan khusus untuk setiap pasien. Meski klinik ini telah mendapat sorotan nasional, Yue mengatakan bahwa jumlah pasien yang benar-benar datang untuk berobat masih tergolong rendah.