Liputan6.com, Jakarta Daun ungu, atau yang dikenal dengan nama ilmiah Graptophyllum pictum, merupakan salah satu tanaman herbal yang telah lama dimanfaatkan dalam pengobatan tradisional di Indonesia. Tanaman ini populer karena berbagai khasiatnya yang dipercaya dapat mengatasi beragam keluhan kesehatan.
Sejak dahulu, masyarakat telah mengenal manfaat daun ungu terutama untuk mengatasi masalah pencernaan dan peradangan. Potensi besar tanaman ini terus menarik perhatian para peneliti untuk mengungkap lebih dalam kandungan serta mekanisme kerjanya.
Kandungan senyawa bioaktif di dalamnya menjadikan daun ungu sebagai subjek penelitian yang menjanjikan dalam dunia farmakologi. Berbagai studi telah dilakukan untuk memvalidasi secara ilmiah manfaat daun ungu yang telah dikenal secara empiris. Berikut Liputan6.com ulas lengkap tentang manfaat daun ungu melansir dari berbagai sumber, Rabu (23/7/2025).
Ciri-Ciri Tanaman Daun Ungu
Tanaman handeuleum, atau daun ungu, seringkali dijumpai sebagai tanaman hias atau pagar di berbagai daerah di Indonesia. Keunikan utama tanaman ini terletak pada daunnya yang berwarna ungu dengan bentuk bulat telur dan ujung runcing.
Melansir dari Pusat Perakitan Dan Modernisasi Pertanian Perkebunan Badan Perakitan Dan Modernisasi Pertanian , tanaman ini mampu tumbuh di berbagai kondisi lingkungan, baik di daerah beriklim kering maupun lembab. Daun handeuleum bersifat tunggal dengan tangkai pendek, serta memiliki tulang daun menyirip dengan permukaan atas yang mengkilap.
Batangnya tegak berkayu dengan ruas yang jelas dan permukaan licin berwarna ungu kehijauan. Selain daunnya, bunga tanaman ini berbentuk majemuk dan muncul di ujung batang dalam rangkaian tandan berwarna keunguan, menambah daya tarik visualnya.
Buah daun ungu berbentuk kotak lonjong berwarna ungu kecokelatan, sementara bijinya bulat dan berwarna putih. Akar tunggalnya yang berwarna coklat muda mendukung pertumbuhan tanaman perdu ini hingga ketinggian 1200 meter di atas permukaan laut.
Kandungan Senyawa Aktif dalam Daun Ungu
Kekayaan manfaat daun ungu tidak terlepas dari beragam senyawa bioaktif yang terkandung di dalamnya. Senyawa-senyawa ini bekerja secara sinergis memberikan efek terapeutik yang signifikan bagi kesehatan tubuh.
Menurut informasi dari Pusat Perakitan Dan Modernisasi Pertanian Perkebunan Badan Perakitan Dan Modernisasi Pertanian, kandungan utama yang ditemukan meliputi flavonoid, alkaloid, tanin, saponin, dan glikosida. Senyawa fenolik, khususnya flavonoid, dikenal luas sebagai antioksidan yang kuat.
Flavonoid berperan penting dalam menangkal radikal bebas yang dapat menyebabkan kerusakan sel dan memicu berbagai penyakit degeneratif. Keberadaan alkaloid juga memberikan kontribusi pada aktivitas farmakologi daun ungu, seperti efek anti-inflamasi dan analgesik.
Selain itu, tanin dan saponin juga turut memperkaya spektrum khasiat daun ungu, seperti sifat antibakteri dan kemampuan untuk melunakkan tinja. Kombinasi senyawa-senyawa ini menjadikan daun ungu sebagai sumber daya alam yang potensial untuk pengembangan obat herbal.
Beragam Manfaat Daun Ungu Berdasarkan Penelitian
Penelitian modern semakin memperkuat klaim tradisional mengenai manfaat daun ungu. Berbagai studi telah mengidentifikasi aktivitas farmakologi yang beragam dari tanaman ini.
Melansir dari Indonesian Journal of Biological Pharmacy (2021), daun ungu menunjukkan potensi sebagai agen terapeutik alami untuk berbagai kondisi. Berikut adalah beberapa manfaat spesifik daun ungu yang telah didukung oleh penelitian:
1. Antioksidan
Sebagai sumber flavonoid dan senyawa fenolik, daun ungu memiliki aktivitas antioksidan yang kuat. Studi menunjukkan kemampuannya dalam menangkal radikal bebas secara efektif, melindungi sel dari kerusakan oksidatif.
2. Antidiabetes
Penelitian pada hewan menunjukkan bahwa ekstrak daun ungu dapat menurunkan kadar glukosa darah. Flavonoid dan alkaloid diduga membantu regenerasi sel beta pankreas dan menghambat penyerapan glukosa.
3. Photoprotective (Pelindung Sinar Matahari)
Daun ungu menunjukkan potensi sebagai pelindung dari sinar matahari dengan nilai SPF yang tinggi. Ini mengindikasikan bahwa tanaman ini berpotensi sebagai bahan alami dalam formulasi tabir surya.
4. Antibakteri
Ekstrak daun ungu memiliki kemampuan menghambat pertumbuhan bakteri, termasuk Streptococcus mutans yang menyebabkan karies gigi. Senyawa aktifnya dapat mengubah struktur protein pada permukaan sel bakteri.
5. Antihemoroid (Wasir)
Secara tradisional dan ilmiah, daun ungu efektif mengurangi peradangan dan pembengkakan pada kasus wasir. Flavonoid, alkaloid, dan saponin berperan sebagai anti-inflamasi dan membantu melunakkan tinja.
6. Anti-inflamasi
Selain untuk wasir, daun ungu secara umum memiliki sifat anti-inflamasi yang kuat. Kandungan alkaloid dan flavonoid dapat menghambat pelepasan mediator inflamasi, mengurangi respons peradangan dalam tubuh.
7. Analgesik (Pereda Nyeri)
Daun ungu juga menunjukkan efek pereda nyeri dengan menghambat enzim yang bertanggung jawab memproduksi senyawa pemicu rasa nyeri. Ini menjadikannya alternatif alami untuk mengurangi rasa sakit.
8. Nefroprotektif (Pelindung Ginjal)
Potensi daun ungu sebagai pelindung ginjal juga telah diteliti. Ekstraknya terbukti dapat melindungi ginjal dari kerusakan yang diinduksi oleh beberapa zat, diduga melalui peningkatan aktivitas antioksidan.