Liputan6.com, Jakarta Bawang putih (Allium sativum L.) bukan sekadar bumbu dapur yang memberi aroma khas pada masakan. Sejak ribuan tahun lalu, tanaman ini telah digunakan sebagai obat alami untuk berbagai penyakit. Dalam sejarah pengobatan kuno, Hippocrates, yang dikenal sebagai bapak kedokteran Barat, bahkan menganjurkan penggunaan bawang putih untuk mengatasi berbagai gangguan kesehatan.
Kini, berkat kemajuan ilmu pengetahuan, berbagai penelitian telah mengonfirmasi khasiatnya. Sebuah tinjauan dari Journal of Clinical Nutrition menyebutkan bahwa konsumsi bawang putih secara rutin dapat memberikan perlindungan terhadap penyakit kardiovaskular, menurunkan tekanan darah, hingga memperkuat sistem imun (Ansary et al., 2020).
Bawang putih mengandung senyawa sulfur aktif seperti allicin yang terbentuk saat bawang putih dihancurkan, dikunyah, atau dicincang. Senyawa inilah yang bertanggung jawab atas sebagian besar manfaat kesehatan bawang putih. Namun, karena sifatnya yang tidak stabil, allicin cepat terdegradasi, sehingga waktu pengolahan menjadi kunci utama efektivitasnya.
Meski demikian, senyawa turunan allicin dan komponen bioaktif lainnya tetap menunjukkan aktivitas biologis kuat, termasuk sifat antioksidan dan antiinflamasi. Berikut ulasan Liputan6.com, Rabu (23/7/2026).
1. Meningkatkan Sistem Imun
Salah satu manfaat paling terkenal dari bawang putih adalah kemampuannya memperkuat sistem kekebalan tubuh. Sebuah penelitian tahun 2016 menemukan bahwa konsumsi aged garlic extract (AGE) selama musim flu mampu menurunkan keparahan gejala flu dan mempercepat pemulihan (PMID: 26764326). Hal ini disebabkan oleh aktivitas senyawa bioaktif dalam bawang putih yang merangsang sel NK (natural killer) dan γδ-T cell, dua jenis sel imun yang berperan penting dalam melawan infeksi virus dan bakteri.
Hipertensi merupakan faktor risiko utama penyakit jantung dan stroke. Sebuah meta-analisis dari 12 uji klinis acak menunjukkan bahwa suplemen bawang putih dapat menurunkan tekanan darah sistolik rata-rata 8–9 mmHg dan tekanan diastolik 6–7 mmHg pada penderita hipertensi (Ried et al., 2020). Efek ini sebanding dengan obat antihipertensi standar, tetapi dengan efek samping minimal.
3. Mengurangi Kolesterol Jahat (LDL)
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi bawang putih secara rutin dapat menurunkan kadar kolesterol total dan LDL. Dalam sebuah ulasan tahun 2018, konsumsi suplemen bawang putih selama lebih dari dua bulan mampu menurunkan LDL hingga 10% pada individu dengan kadar kolesterol tinggi (PMID: 29753018). Meskipun demikian, pengaruh terhadap trigliserida dan HDL masih memerlukan penelitian lebih lanjut.
4. Mencegah dan Mengurangi Risiko Penyakit Jantung
Bawang putih memiliki efek protektif terhadap sistem kardiovaskular. AGE terbukti dapat memperlambat progresi aterosklerosis (pengerasan pembuluh darah) serta mengurangi volume lemak perivaskular yang berkaitan dengan risiko serangan jantung (Williams et al., 2016). Kombinasi sifat antiinflamasi, antioksidan, dan pengatur lipid membuat bawang putih sangat berpotensi sebagai agen terapi tambahan bagi penderita penyakit jantung.
5. Efek Antioksidan dan Antiaging
Kandungan antioksidan dalam bawang putih seperti allicin dan S-allylcysteine membantu melindungi sel dari kerusakan akibat radikal bebas. Penelitian menunjukkan bahwa suplementasi bawang putih dapat meningkatkan aktivitas enzim antioksidan tubuh seperti superoxide dismutase (SOD) dan glutathione peroxidase (GPx), yang penting dalam mencegah penuaan dini serta risiko penyakit degeneratif seperti Alzheimer (PMID: 30364565).
6. Potensi Antikanker
Walau masih diperlukan penelitian lebih lanjut, studi observasional dan uji klinis menunjukkan hubungan antara konsumsi rutin bawang putih dan penurunan risiko beberapa jenis kanker seperti kanker kolorektal, lambung, dan prostat (Ansary et al., 2020). Senyawa organosulfur dalam bawang putih berperan dalam mencegah pertumbuhan sel kanker melalui mekanisme penghambatan mutagenesis, peningkatan apoptosis (kematian sel kanker), dan modulasi sistem imun.
Bawang putih memiliki sifat antimikroba dan detoksifikasi. Penelitian pada pekerja pabrik baterai menunjukkan bahwa konsumsi bawang putih tiga kali sehari dapat menurunkan kadar timbal dalam darah hingga 19% dan memperbaiki gejala keracunan seperti sakit kepala dan tekanan darah tinggi (PMID: 18054420). Kandungan sulfur membantu proses detoksifikasi di hati, menjadikan bawang putih sebagai bahan alami pelindung organ.
8. Meningkatkan Kesehatan Tulang
Beberapa studi pada wanita pasca-menopause menunjukkan bahwa konsumsi bawang putih dapat membantu mencegah osteoporosis dengan cara menurunkan stres oksidatif dan peradangan, serta meningkatkan kadar estrogen (PMID: 28740133). Hal ini menjadikan bawang putih sebagai tambahan yang baik dalam pola makan untuk menjaga kepadatan tulang.
Kandungan Nutrisi dan Senyawa Aktif dalam Bawang Putih
Bawang putih mengandung berbagai senyawa aktif yang berkontribusi terhadap khasiat kesehatannya, di antaranya:
- Allicin: Senyawa sulfur yang terbentuk saat bawang putih dihancurkan. Berperan sebagai antimikroba, antioksidan, dan antikanker.
- S-allylcysteine (SAC) dan S-allylmercaptocysteine (SAMC): Terdapat dalam aged garlic extract, berperan dalam menstabilkan tekanan darah dan meningkatkan fungsi hati.
- Flavonoid dan polifenol: Bertindak sebagai antioksidan kuat.
- Saponin dan polisakarida: Berperan dalam meningkatkan imunitas dan memperbaiki metabolisme tubuh.
- Vitamin dan mineral: Bawang putih kaya akan mangan, vitamin B6, vitamin C, selenium, dan zinc, serta mengandung kalsium, magnesium, dan zat besi dalam jumlah sedang.
FAQ tentang Bawang Putih
1. Kapan waktu terbaik untuk mengonsumsi bawang putih?
Menurut beberapa pakar, konsumsi bawang putih dalam keadaan perut kosong dapat meningkatkan efektivitas senyawa aktif seperti allicin. Namun, belum ada bukti kuat yang menyatakan bahwa konsumsi saat perut kosong lebih bermanfaat dibanding waktu lain.
2. Apakah lebih sehat makan bawang putih mentah atau dimasak?
Laman healthline.com menjelaskan, bawang putih mentah mengandung allicin dalam jumlah lebih tinggi. Karena allicin mudah rusak oleh panas, memasak bawang putih terlalu lama dapat mengurangi manfaatnya. Untuk mempertahankan senyawa aktif, biarkan bawang putih yang telah dicincang selama 10 menit sebelum dimasak.
3. Apakah aman mengonsumsi bawang putih setiap hari?
Dalam jumlah wajar, bawang putih umumnya aman untuk dikonsumsi setiap hari. Namun, pada dosis tinggi, bawang putih dapat menyebabkan iritasi lambung atau memperburuk GERD. Orang yang mengonsumsi obat pengencer darah sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum meningkatkan konsumsi bawang putih
4. Apakah bawang putih dapat menggantikan obat medis?
Meskipun memiliki manfaat kesehatan, bawang putih tidak dapat menggantikan obat medis. Sebaiknya digunakan sebagai terapi pendukung bersama pengobatan utama sesuai anjuran dokter.
5. Apa itu “aturan 10 menit bawang putih”?
Aturan ini menyarankan agar bawang putih dibiarkan selama 10 menit setelah dicincang sebelum dimasak. Tujuannya adalah memberi waktu terbentuknya allicin secara maksimal, sehingga tidak langsung rusak saat terkena panas.
Sumber Referensi:
Ansary, J. et al. (2020). Potential Health Benefit of Garlic Based on Human Intervention Studies. PMC.
healthline.com. 11 Proven Health Benefits of Garlic.Ried, K. et al. (2020).
Effect of Garlic on Blood Pressure: A Meta-analysis of Randomized Controlled Trials. Journal of Clinical Hypertension.
World Health Organization. Cardiovascular Diseases (CVDs).
Williams, M. et al. (2016). Aged Garlic Extract Reduces Atherosclerosis Progression in Patients with Coronary Artery Disease. Journal of Nutrition.