Liputan6.com, Jakarta Belimbing (Averrhoa carambola) adalah buah tropis yang sangat dikenal di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Buah ini memiliki bentuk unik menyerupai bintang ketika dipotong melintang, dan memiliki rasa yang menyegarkan, perpaduan antara manis dan asam. Selain dikonsumsi langsung, belimbing juga kerap dijadikan jus, campuran rujak, atau acar. Namun, di balik kelezatannya, buah belimbing ternyata menyimpan berbagai manfaat bagi kesehatan.
Berdasarkan kajian ilmiah dari jurnal Food Science & Nutrition, belimbing tidak hanya kaya akan nutrisi, tetapi juga memiliki potensi sebagai agen terapeutik dalam pengobatan tradisional dan modern. Berbagai senyawa aktif di dalamnya menjadikan belimbing sebagai buah multifungsi. Namun, di balik manfaatnya, konsumsi belimbing juga harus bijak karena dalam kondisi tertentu dapat menyebabkan efek toksik, terutama pada penderita gangguan ginjal.
Liputan6.com akan membahas secara menyeluruh manfaat kesehatan dari belimbing berdasarkan penelitian ilmiah, kandungan gizinya yang bermanfaat bagi tubuh, serta menjawab beberapa pertanyaan umum mengenai konsumsi buah ini, Rabu (23/7/2025).
1. Efek Antioksidan yang Kuat
Belimbing merupakan sumber antioksidan alami seperti vitamin C, gallic acid, dan epicatechin. Dalam studi oleh Shui & Leong (2004), senyawa-senyawa ini terbukti mampu menangkal radikal bebas dan mencegah kerusakan sel. Antioksidan sangat penting dalam mencegah berbagai penyakit degeneratif seperti kanker, penyakit jantung, dan penuaan dini.
Belimbing kaya akan serat dan senyawa 2-dodecyl-6-methoxycyclohexa-2,5-diene-1,4-dione (DMDD) yang ditemukan dalam studi in vitro dan pada hewan. Senyawa ini terbukti membantu menstabilkan kadar gula darah serta meningkatkan sensitivitas insulin (Xie et al., 2016; Zhang et al., 2020). Karena itu, belimbing berpotensi sebagai buah pendukung bagi penderita diabetes, meski dibutuhkan lebih banyak studi klinis pada manusia.
Beberapa studi hewan menunjukkan bahwa serat tidak larut dalam belimbing dapat meningkatkan ekskresi kolesterol dan asam empedu, sehingga menurunkan kadar kolesterol total dan LDL (Wu et al., 2009; Herman‐Lara et al., 2014). Dalam studi manusia oleh Leelarungrayub et al. (2016), konsumsi jus belimbing sebanyak 100 gram dua kali sehari selama 4 minggu mampu meningkatkan kadar HDL dan menurunkan LDL secara signifikan.
Kandungan flavonoid seperti apigenin dalam belimbing diketahui dapat membantu merilekskan pembuluh darah dan menurunkan tekanan darah, sebagaimana ditunjukkan dalam studi in vitro pada hewan (Soncini et al., 2011). Efek ini menjadikan belimbing bermanfaat sebagai pendukung kesehatan jantung dan sistem kardiovaskular.
5. Efek Anti-inflamasi dan Anti-infeksi
Dalam penelitian oleh Cabrini et al. (2011), ekstrak daun belimbing menunjukkan aktivitas anti-inflamasi dengan mengurangi edema dan aktivitas myeloperoxidase. Selain itu, senyawa seperti p-anisaldehyde dan β-sitosterol yang ditemukan dalam kulit batang belimbing juga terbukti menghambat pertumbuhan E. coli, menurut studi oleh Mia et al. (2007).
6. Membantu Mengatasi Masalah Pencernaan
Serat dalam belimbing dapat membantu memperlancar sistem pencernaan, mengurangi sembelit, dan meningkatkan kesehatan usus secara keseluruhan. Kandungan serat ini juga membantu memperpanjang rasa kenyang, sehingga cocok untuk diet menurunkan berat badan.
Belimbing mengandung magnesium dalam jumlah cukup, yang secara ilmiah terkait dengan peningkatan kualitas tidur dan pengurangan gangguan seperti insomnia. Mineral ini membantu mengatur neurotransmitter yang terlibat dalam siklus tidur.
Kandungan Gizi dan Senyawa Aktif dalam Buah Belimbing
Belimbing tergolong sebagai buah rendah kalori namun padat nutrisi. Berikut adalah kandungan utama yang menjadikan belimbing bermanfaat bagi kesehatan:
- Vitamin C: Antioksidan kuat yang mendukung sistem kekebalan tubuh, mempercepat penyembuhan luka, dan menjaga elastisitas kulit.
- Serat Pangan: Membantu pencernaan, menurunkan kolesterol, dan menstabilkan kadar gula darah.
- Magnesium dan Kalium: Membantu relaksasi otot, menjaga tekanan darah, dan kesehatan jantung.
- Flavonoid (apigenin): Agen anti-inflamasi dan antihipertensi.
- Gallic acid dan epicatechin: Senyawa antioksidan dan anti kanker potensial.
- Saponin, tannin, dan alkaloid: Memberikan efek antimikroba dan anti-inflamasi.
Menurut Khoo et al. (2016), kandungan antioksidan dalam belimbing meningkat seiring proses pematangan buah, meskipun kadar oksalat juga bisa ikut meningkat.
Waspadai Potensi Efek Samping
Meskipun memiliki banyak manfaat, konsumsi belimbing secara berlebihan bisa menimbulkan efek samping, terutama bagi penderita penyakit ginjal. Belimbing mengandung oksalat dan caramboxin yang dapat menumpuk di tubuh dan menyebabkan efek neurotoksik atau nefrotoksik.
Beberapa kasus melaporkan gejala seperti muntah, bingung, kejang, bahkan kematian setelah mengonsumsi belimbing dalam jumlah besar pada pasien gagal ginjal kronis (Yasawardene et al., 2020). Oleh karena itu, konsumsi belimbing sebaiknya dilakukan secara moderat dan tidak pada kondisi perut kosong, apalagi oleh mereka yang memiliki masalah ginjal.
Sumber Rujukan
- Lakmal K, Yasawardene P, Jayarajah U, Seneviratne SL. Nutritional and medicinal properties of Star fruit (Averrhoa carambola): A review. Food Sci Nutr. 2021;9:1810–1823. PMCID: PMC7958541
- Khoo HE, Azlan A, Tang ST, Lim SM. Antioxidant capacity and phenolic content of starfruit (Averrhoa carambola) juice. Malays J Nutr. 2016.
- Leelarungrayub D, Yankai A, Pinkaew D. Changes in antioxidant levels and lipid status in elderly Thai people after consumption of star fruit juice: a pilot study. Clin Interv Aging. 2016.
- Shui G, Leong LP. Analysis of polyphenolic antioxidants in star fruit using liquid chromatography and mass spectrometry. J Chromatogr A. 2004.
- Yasawardene P, et al. Toxicity from ingestion of star fruit in patients with chronic kidney disease. Ceylon Med J. 2020.
FAQ Seputar Belimbing
1. Apakah belimbing aman dikonsumsi setiap hari?
Bagi orang sehat, belimbing bisa dikonsumsi dalam jumlah wajar setiap hari. Namun, bagi penderita gangguan ginjal, sebaiknya dihindari karena berisiko menyebabkan toksisitas.
Ya. Kandungan serat dan air yang tinggi, serta kalori yang rendah, menjadikan belimbing pilihan ideal untuk membantu menurunkan berat badan.
3. Apakah belimbing bisa menaikkan tekanan darah?
Tidak. Justru belimbing mengandung kalium yang tinggi dan natrium yang rendah, sehingga membantu menurunkan tekanan darah.
4. Apakah aman memberikan belimbing pada anak-anak?
Ya, tetapi tetap dalam jumlah moderat dan tidak dalam keadaan perut kosong. Hindari pemberian berlebihan, terutama pada anak dengan gangguan metabolisme.
5. Bagaimana cara terbaik mengonsumsi belimbing?
Belimbing bisa dimakan langsung, dijadikan jus, atau dicampur dalam rujak dan salad. Hindari mengonsumsinya dalam jumlah banyak sekaligus atau dalam kondisi dehidrasi.