Liputan6.com, Jakarta - Suplemen makanan semakin populer sebagai cara untuk melengkapi kebutuhan nutrisi harian. Namun, agar mendapatkan manfaat yang optimal tanpa risiko kesehatan, penting untuk mengetahui cara mengenali suplemen yang aman dan berkualitas.
Suplemen makanan, yang juga dikenal sebagai dietary supplements atau nutritional supplements, dirancang untuk menambah nutrisi tertentu yang mungkin kurang dalam pola makan sehari-hari. Perlu diingat, suplemen bukanlah pengganti makanan utama.
1. Pastikan Produk Didukung Penelitian Ilmiah
Langkah pertama dalam memilih suplemen yang aman adalah memastikan produk tersebut didukung oleh penelitian ilmiah yang kredibel. Suplemen yang baik tidak hanya menjanjikan manfaat kesehatan, tetapi juga dibuktikan secara ilmiah melalui uji laboratorium dan riset klinis.
"Komitmen utama adalah validasi ilmiah, di mana formulasi dikembangkan berdasarkan penelitian kredibel, bukan tren pasar yang sementara," ujar Director, Research Development and Scientific Affairs, Asia Pacific, Herbalife, Alex Teo.
Validasi ini mencakup uji keamanan, efektivitas, dan manfaat jangka panjang dari bahan-bahan yang digunakan. Produk yang telah melalui proses ini cenderung lebih dipercaya konsumen dan memenuhi standar industri global.
2. Pilih Produk dengan Sertifikasi GMP
Cara lain untuk mengenali suplemen yang aman adalah dengan memastikan produk tersebut diproduksi sesuai standar Good Manufacturing Practice (GMP). Sertifikasi GMP menunjukkan bahwa pabrik pembuat suplemen mengikuti proses produksi yang higienis, konsisten, dan sesuai standar internasional.
GMP bukan sekadar simbol kualitas, tetapi juga bentuk perlindungan konsumen dari produk yang mungkin mengandung bahan berbahaya atau diproduksi secara sembarangan.
3. Perhatikan Label Produk dengan Teliti
Label suplemen harus mencantumkan daftar bahan, dosis yang dianjurkan, serta potensi efek samping. Hindari produk yang tidak memberikan informasi lengkap, atau yang mencantumkan klaim berlebihan seperti “menyembuhkan penyakit” atau “efek instan dalam 24 jam.”
Regulasi di berbagai negara Asia Pasifik, termasuk Indonesia, menekankan pentingnya pelabelan yang jelas untuk menjaga keselamatan konsumen. Meski tingkat pengawasan bisa berbeda-beda, konsumen dapat lebih bijak dengan membaca label secara saksama sebelum membeli.
4. Waspadai Klaim Kesehatan yang Tidak Masuk Akal
Banyak suplemen dipasarkan sebagai solusi instan untuk meningkatkan kekebalan, menurunkan berat badan, atau memperbaiki fungsi otak. Namun, klaim yang tidak didukung oleh riset ilmiah bisa menyesatkan.
Produk yang benar-benar efektif biasanya memiliki bukti ilmiah yang transparan dan dapat diakses oleh publik. Jika sebuah produk membuat klaim yang terlalu bombastis atau terdengar tidak masuk akal, sebaiknya konsumen lebih berhati-hati dan mencari alternatif yang lebih terpercaya.
5. Konsultasikan dengan Tenaga Medis
Sebelum mengonsumsi suplemen, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter, apoteker, atau ahli gizi. Dengan diagnosis nutrisi yang tepat, kita bisa mengetahui apakah benar-benar membutuhkan suplemen tertentu, atau cukup dengan memperbaiki pola makan.
Kini, tersedia pula teknologi modern seperti tes nutrisi berbasis DNA atau aplikasi analisis kesehatan, yang dapat membantu kita memahami kebutuhan nutrisi secara lebih personal.
6. Pastikan Ada Uji Pihak Ketiga
Selain hasil penelitian internal perusahaan, penting juga untuk memeriksa apakah suplemen diuji oleh lembaga independen atau pihak ketiga.
Uji pihak ketiga berfungsi untuk memverifikasi kemurnian bahan, memastikan tidak ada kontaminasi, serta membuktikan bahwa kandungan yang tercantum di label sesuai dengan isi produk.
"Untuk memastikan keamanan dan potensi produk, kami melakukan pengujian pihak ketiga independen untuk memverifikasi kemurnian bahan dan memastikan bahwa apa yang tercantum di label sesuai dengan komposisi produk," tambah Teo.