Liputan6.com, Jakarta - Ciri haid yang sehat merupakan indikator penting dari sistem reproduksi perempuan yang berfungsi optimal. Sebaliknya, haid yang tidak teratur atau mengalami perubahan signifikan bisa menjadi sinyal awal adanya gangguan kesuburan.
Sayangnya, banyak perempuan yang belum menyadari bahwa gangguan pada siklus haid bisa menandakan adanya masalah pematangan sel telur hingga risiko gangguan hormon yang lebih serius.
Menurut Spesialis Obstetri dan Ginekologi Subspesialis Fertilitas Endokrinologi Reproduksi dari RS Pondok Indah - Pondok Indah, Prof. Dr. dr. Budi Wiweko, SpOG(K), Subsp. FER, MPH, FRANZCOG (Hons), FICRM, ada sejumlah kondisi haid yang perlu diperhatikan karena bisa berdampak langsung pada kesuburan.
Berikut lima ciri haid tidak normal yang sebaiknya tidak diabaikan:
1. Tidak Haid Selama Lebih dari 3 Bulan
Jika haid tidak datang selama lebih dari tiga bulan berturut-turut (amenorea), hal ini bisa menandakan adanya gangguan serius, mulai dari masalah di otak, indung telur, hingga peningkatan hormon prolaktin.
"Ketidakhadiran haid selama itu umumnya menunjukkan pematangan sel telur yang terganggu," ujar Prof. Budi dikutip dari situs rspondokindah pada Minggu, 29 Juni 2025.
2. Siklus Terlalu Panjang (Lebih dari 38 Hari)
Siklus haid normal berada dalam rentang 24–38 hari. Bila lebih dari itu, kemungkinan ada gangguan hormonal yang menghambat pelepasan sel telur (ovulasi). Kondisi ini dapat menurunkan peluang kehamilan secara signifikan.
3. Haid Datang Dua Kali dalam Sebulan
Terlalu sering haid juga tidak wajar. Jika haid muncul dua kali dalam satu bulan atau berjarak kurang dari 21 hari, bisa jadi ada ketidakseimbangan hormon, gangguan endometrium, atau kelainan fungsi ovarium.
4. Perdarahan Terlalu Banyak
Haid yang terlalu banyak atau berlangsung lebih dari 7 hari dapat disebabkan oleh penebalan dinding rahim.
"Dalam jangka panjang, kondisi ini bisa menyebabkan anemia atau bahkan menjadi bibit keganasan rahim," kata Prof. Budi.
5. Nyeri Haid Berlebihan
Nyeri ringan saat haid normal terjadi di hari pertama atau kedua. Tapi jika nyeri tak tertahankan hingga mengganggu aktivitas, bisa jadi itu adalah gejala endometriosis atau kista ovarium yang mengancam kesuburan perempuan.
Gangguan Haid Bisa Menurunkan Peluang Hamil
Prof. Budi menegaskan bahwa gangguan haid erat kaitannya dengan kesuburan. Jika pematangan dan pelepasan sel telur terganggu, maka peluang terjadinya pembuahan juga menurun.
Terlebih lagi, jumlah sel telur perempuan bisa menurun akibat faktor usia, genetik, pembedahan, atau tindakan medis seperti kemoterapi.
Pentingnya Mencatat Siklus Haid
Perempuan sangat dianjurkan untuk mencatat siklus haidnya secara rutin. Siklus haid dinyatakan sehat jika terjadi dalam interval 24–38 hari, berlangsung 3–7 hari, dan tidak menimbulkan nyeri berat atau perdarahan berlebihan.
"Dengan mencatat siklus haid, kita bisa mendeteksi lebih awal jika ada kelainan yang berpotensi mengganggu kesehatan dan kesuburan," ujar Prof. Budi.