TEMPO.CO, Jakarta - Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), meletus dua kali pada Senin, 7 Juli 2025. Letusan kali ini menunjukkan karakter eksplosif yang sangat kuat, menghasilkan kolom abu pekat berwarna kelabu hingga hitam yang menjulang setinggi 18 kilometer di atas puncak (19.584 meter di atas permukaan laut).
Berdasarkan informasi dari laman Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), data seismograf merekam guncangan erupsi tersebut berdurasi 6 menit 26 detik dengan amplitudo maksimum 47,3 mm. Selain semburan abu, teramati pula endapan lava yang menjalar ke arah barat-barat laut sejauh 3,8 kilometer dan ke arah timur laut sejauh 4,3 kilometer dari pusat erupsi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Saat kejadian, angin yang bertiup kencang ke arah utara, timur laut, dan barat laut menyebabkan kolom abu condong ke arah yang sama, sehingga mempercepat sebaran material vulkanik ke wilayah sekitarnya.
Akibat dari kejadian ini, 4 bandara terpaksa ditutup operasionalnya untuk sementara waktu karena abu vulkanik. Empat bandara tersebut yakni Bandara Wunopito di Lewoleba, Bandara Fransiskus Xaverius Seda di Maumere, Bandara Internasional Komodo di Labuan Bajo, dan Bandara Sales Lega di Ruteng.
Menurut Antara, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menutup sementara operasional Bandar Udara Fransiskus Xaverius Seda di Maumere, Nusa Tenggara Timur (NTT), akibat terdampak sebaran abu vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki.
Penutupan ini sesuai Notice to Airmen (NOTAM), penutupan berlaku mulai 7 Juli 2025 pukul 09.00 WITA hingga 8 Juli 2025 pukul 06.00 WITA.
Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU), Partahian Panjaitan, menjelaskan bahwa penutupan awalnya dipicu oleh angin kencang yang membawa abu vulkanik sisa erupsi sebelumnya ke jalur penerbangan. Keputusan ini diperkuat setelah terjadi erupsi baru pada Senin pukul 11.05 WITA, yang menyemburkan kolom abu yang condong ke arah bandara.
Penutupan ini berdampak pada pembatalan sejumlah rute penerbangan Wings Air dan NAM Air, dengan total 501 calon penumpang yang perjalanannya terganggu.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Lukman F. Laisa, telah menginstruksikan maskapai untuk menangani penumpang sesuai regulasi, termasuk menyediakan opsi penjadwalan ulang (reschedule), pengalihan rute (reroute), atau pengembalian dana penuh (refund) akiat peristiwa ini.
"Keselamatan penerbangan dan kenyamanan penumpang merupakan prioritas. Kami berharap calon penumpang dapat memahami situasi force majeure ini," kata Lukman sebagaimana dilansir dari Antara, 7 Juli 2025.
Hal serupa juga terjadi pada Bandara Komodo. UPBU Komodo, Ceppy Triono, mengonfirmasi bahwa langkah ini diambil setelah pengujian menunjukkan hasil positif paparan abu vulkanik.
"Hasil paper test positif," ungkapnya.
Ia merinci bahwa penutupan berlaku sejak sore hari hingga keesokan paginya, yang mengakibatkan pembatalan sejumlah rute penerbangan.