Liputan6.com, Jakarta Banyak orang mengira bahwa masalah asam lambung hanya muncul karena makanan yang dikonsumsi. Padahal, kebiasaan yang dilakukan setelah makan pun bisa sangat memengaruhi kondisi lambung. Tanpa disadari, ada beberapa aktivitas ringan yang tampaknya sepele, tetapi justru bisa memicu naiknya asam lambung dan menyebabkan gejala seperti nyeri ulu hati, mual, hingga rasa terbakar di dada.
Dalam artikel ini, kita akan membahas tiga kebiasaan umum yang sering dilakukan setelah makan namun berpotensi memperparah kondisi asam lambung. Mengetahui dan menghindari kebiasaan ini penting, terutama bagi kamu yang memiliki riwayat maag atau GERD. Dengan sedikit perubahan gaya hidup, kamu bisa menjaga pencernaan tetap sehat dan menghindari ketidaknyamanan yang mengganggu aktivitas harian.
1. Langsung Tidur Setelah Makan
Kebiasaan berbaring atau tidur segera setelah makan memang terasa nyaman, tapi ternyata berdampak buruk bagi kesehatan lambung. Dalam posisi mendatar, gaya gravitasi tidak dapat membantu menjaga isi lambung tetap berada di tempatnya, sehingga lebih mudah naik ke kerongkongan. Akibatnya, asam lambung bisa mencapai bagian atas saluran cerna dan menimbulkan sensasi perih atau terbakar di dada (heartburn).
Menurut Mayo Clinic, gastroesophageal reflux disease (GERD) sering dipicu oleh posisi tubuh setelah makan, terutama jika seseorang langsung berbaring. Organisasi ini menyarankan agar seseorang menunggu setidaknya dua hingga tiga jam sebelum tidur setelah makan untuk membantu pencernaan berlangsung optimal dan mencegah refluks asam.
Selain mencegah GERD, duduk tegak atau berjalan santai setelah makan juga membantu pengosongan lambung yang lebih baik. Aktivitas ringan ini memperlancar sistem pencernaan dan mencegah penumpukan tekanan di dalam perut. Jika kamu memiliki kebiasaan makan malam larut lalu langsung rebahan, ada baiknya mulai mengatur ulang rutinitas tersebut untuk menghindari keluhan lambung kronis.
2. Merokok Setelah Makan
Merokok setelah makan mungkin terasa menenangkan bagi sebagian orang, namun sebenarnya berdampak langsung pada sistem pencernaan. Nikotin dalam rokok dapat mengendurkan lower esophageal sphincter (LES), yaitu katup antara lambung dan kerongkongan. Ketika katup ini melemah, asam lambung lebih mudah mengalir naik dan menyebabkan gejala refluks.
Mengutip National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases (NIDDK), merokok diketahui memperburuk gejala GERD karena mengurangi kemampuan LES untuk menahan isi lambung tetap di tempatnya. Selain itu, merokok juga dapat menurunkan produksi saliva yang seharusnya berperan menetralkan asam di kerongkongan.
Kombinasi antara makanan yang baru dikonsumsi dan paparan nikotin membuat lambung bekerja lebih berat, meningkatkan produksi asam sekaligus memperlemah pengaturannya. Oleh karena itu, bagi penderita gangguan asam lambung, sangat disarankan untuk tidak merokok, terutama dalam waktu satu jam setelah makan.
3. Minum Kopi atau Teh Langsung Setelah Makan
Minum kopi atau teh berkafein setelah makan bisa memicu refluks asam lambung karena kafein dan senyawa dalam kopi menurunkan tekanan sfingter esofagus bagian bawah (LES), yakni katup yang mencegah asam lambung naik ke kerongkongan. Ketika tekanan LES menurun, isi lambung lebih mudah kembali ke atas dan menimbulkan sensasi panas atau nyeri dada.
Sebuah studi manometri klasik oleh Thomas et al. (1980) yang dipublikasikan di Gastroenterology menunjukkan bahwa 150 ml kopi berkafein, baik asam (pH 4,5) maupun netral (pH 7,0) dapat secara signifikan menurunkan tekanan LES selama hingga 60 menit pasca konsumsi. Penelitian tersebut mendukung pemahaman bahwa kopi bisa menjadi pemicu utama refluks asam, terutama jika dikonsumsi berdekatan dengan waktu makan.
Selain itu, ulasan dalam Nutrients (2021) menyatakan bahwa kopi berpotensi mengurangi tekanan LES dan meningkatkan sekresi asam lambung, dua mekanisme yang memicu heartburn mdpi.com. Oleh karena itu, untuk mengurangi risiko refluks, sebaiknya beri jarak konsumsi kopi atau teh berkafein setidaknya 1–2 jam setelah makan, atau ganti dengan teh herbal/non-kafein seperti chamomile yang lebih aman bagi sistem pencernaan.
People Also Ask
1. Kenapa tidak boleh langsung tidur setelah makan?
Karena posisi tidur menghilangkan efek gravitasi, sehingga asam lambung lebih mudah naik ke kerongkongan dan memicu refluks. Mayo Clinic menyarankan menunggu 2–3 jam sebelum tidur setelah makan.
2. Apa hubungan merokok dengan asam lambung naik?
Nikotin dalam rokok melemaskan otot sfingter esofagus bagian bawah (LES), yang menyebabkan asam lambung mudah mengalir kembali ke kerongkongan.
3. Apakah kopi benar-benar bisa memicu asam lambung?
Ya, kafein dalam kopi dapat menurunkan tekanan LES dan merangsang produksi asam lambung, sehingga meningkatkan risiko heartburn, terutama jika diminum setelah makan.
4. Apakah teh juga berdampak sama seperti kopi?
Teh yang mengandung kafein (seperti teh hitam atau hijau) juga bisa memicu peningkatan asam lambung, meskipun efeknya cenderung lebih ringan dibanding kopi. Teh herbal tanpa kafein lebih aman.
5. Bagaimana cara aman menikmati makanan tanpa memicu asam lambung naik?
Hindari langsung berbaring, jangan merokok atau minum kopi setelah makan, dan cobalah berjalan ringan atau duduk tegak setidaknya 30–60 menit setelah makan untuk membantu pencernaan.