TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 12 calon duta besar atau dubes RI untuk negara sahabat akan menjalani uji kelayakan dan kepatutan di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada hari ini, Minggu, 6 Juli 2025. Menurut pantauan Tempo, sebanyak tiga kandidat telah merapat ke gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Calon dubes RI untuk Oman, Andi Rahardian, menjadi yang pertama datang ke DPR. Andi mengenakan setelan jas warna gelap dengan kemeja putih. Ia tiba pukul 09.07 WIB dengan pengawalan.
Andi tak banyak berbicara ketika disapa wartawan. "Nanti saja," ucap Andi saat ditanya akan mewakili negara mana. Tak berselang lama, calon dubes RI untuk Ekuador, Imam A'sari, juga mengijakkan kaki di DPR. Imam mengatakan bahwa ia akan mewakili Quito, ibu kota dari Ekuador. Ia langsung menuju ruang sidang komisi bidang pertahanan.
Selanjutnya, calon dubes RI untuk Bangladesh, Listyowati, datang pukul 09.16 WIB. "Nanti saya (mewakili) Bangladesh merangkap Nepal," kata Listyowati.
Ditemui terpisah, Wakil Ketua Komisi I DPR Sukamta mengatakan bahwa hari proses uji kelayakan hari ini terbagi ke dalam dua sesi. Ia menyebutkan bahwa setiap sesi DPR akan menguji enam calon dubes. "Pagi enam (dubes), siang enam (dubes)," kata Sukamta. Politikus Partai Keadikan Sejahtera itu berharap kegiatan hari ini lancar sebagaimana uji kelayakan hari pertama kemarin.
Sukamta mengonfirmasi bahwa kandidat yang mengikuti uji kelayakan sesi 1 (10:00–13:00 WIB) ialah berikut:
1. Dubes RI untuk Oman, Andi Rahardian
2. Dubes RI untuk Ekuador (Quito), Imam As'ari
3. Dubes RI untuk Bangladesh dan Nepal, Listyowati
4. Dubes RI untuk Mesir, Kuncoro Giri Waseso
5. Dubes RI untuk Malaysia, Raden Dato Mohammad Iman Hascarya Kusumo
6. Dubes RI untuk Korea Utara, Mayor Jenderal (Purnawirawan) Gina Yoginda
Sementara itu, enam calon dubes lain dijadwalkan menjalani ujian pada sesi 2 mulai 14.00 WIB. Sukamta mengatakan Komisi I DPR mengagendakan rapat internal jam 16.00 WIB untuk mendiskusikan hal uji kelayakan dan kepatutan.
"Komisi I menjadwalkan rapat untuk mengambil keputusan, siapa yang fit and proper, siapa yang lolos, itu akan diputuskan. Tapi kami nanti harus melaporkan kepada pimpinan DPR dulu," tuturnya.