TEMPO.CO, Jakarta -- Universitas Padjadjaran (Unpad) melepas 1.473 mahasiswa untuk menjalani kuliah kerja nyata (KKN). Berbeda dari kegiatan KKN sebelumnya, peserta kali ini dilindungi oleh asuransi dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan. “Termasuk di dalamnya kalau ada kecelakaan, sakit, dan lain sebagainya,” ujar Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Unpad Zahrotur Rusyda Hinduan pada Rabu, 9 Juli 2025.
Premi asuransi itu dibayarkan oleh Unpad yang jangka waktunya berlaku selama mahasiswa mengikuti KKN periode Juli-Agustus, antara 30-40 hari. Menurut Zahrotur, ide asuransi itu sudah dibahas beberapa waktu lalu setelah melihat insiden terjadinya kecelakaan yang menewaskan dua mahasiswa Universitas Gadjah Mada saat KKN di Maluku Tenggara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Peserta KKN Unpad adalah mahasiswa S1 dan sarjana terapan atau vokasi semester lima dari 44 program studi pada 13 fakultas. Lokasi KKN tersebar di 68 desa yang berada di 9 kabupaten dan kota di Jawa Barat, yaitu Kota dan Kabupaten Bandung, Cimahi, Kabupaten Bandung Barat, Sumedang, Kabupaten Tasikmalaya, Garut, Pangandaran, dan Kabupaten Cirebon. Adapun isu yang menjadi kajian selama KKN berhubungan dengan stunting, ketahanan pangan, ekonomi kreatif, perubahan iklim, sosial budaya, kebencanaan, dan pengelolaan sampah.
Menurut Zahrotur, setiap kelompok mahasiswa KKN berjumlah antara 10-12 orang. Sebanyak tiga orang dari total peserta adalah disabilitas daksa. Adapun jumlah dosen pembimbing lapangannya sebanyak 83 orang. “Kami juga sedang merencanakan para dekan untuk monitoring ke lokasi KKN biar mengetahui bagaimana kondisi anak-anak,” ujarnya.
Dalam kesempatan terpisah, Rektor Unpad Arief S. Kartasasmita mengatakan, KKN menjadi bagian untuk mahasiswa berkenalan dan belajar dari masyarakat sekaligus melihat apakah ilmunya relevan dengan masalah yang dihadapi warga. Wakil Gubernur Jawa Barat Erwan Setiawan yang ikut melepas peserta KKN di kampus Unpad Jatinangor mengatakan, waktu KKN cukup singkat antara 4-6 minggu. Dia berharap mahasiswa dapat melaksanakan KKN dengan serius dan meninggalkan kesan yang terbaik sewaktu pulang dari lokasi.
Erwan juga menyampaikan beberapa pesan kepada mahasiswa yaitu membangun kepekaan sosial, belajar dari masyarakat, mendengarkan dan bersikap rendah hati . “Kearifan tidak hanya lahir dari buku tapi juga dari obrolan di saung juga pertemuan di balai dusun. Banyak ilmu yang bisa didapat,” ujar dia.
Dia juga melarang mahasiswa memandang status dan golongan orang lain dan tidak merasa sombong sebagai mahasiswa, sementara pendidikan warga di lokasi KKN tergolong rendah. “Jaga etika dan citra almamater, wujudkan program yang relevan dan berdampak jangan sekadar menggugurkan kewajiban,” ujar Erwan. Dia pun meminta mahasiswa untuk merancang program yang aplikatif, komunikatif, dan berkelanjutan dengan melibatkan tokoh desa, PKK, karang taruna dan komunitas lokal.