Kegiatan bahkan turut dihadiri oleh beberapa perwakilan negara sahabat seperti, perwakilan dari Portugal, Australia, Albania, Rwanda dan Filipina.
Kepala BI Sulut, Joko Supratikto, mengungkapkan dengan adanya NSIF 2025, pihaknya berupaya memfasilitasi pertemuan antara pelaku usaha dan investor.
“Kami meyakini investasi dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang berdampak pada kesejahteraan masyarakat. Inilah tujuan akhir kita,” kata Joko dalam sambutannya.
Lebih lanjut, Joko menyatakan masuknya investasi di daerah akan sangat membantu mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar enam hingga tujuh persen di tahun 2025.
Meski begitu, selain investasi Joko menyebut perlu adanya topangan dari beberapa sektor potensial yang lain. Apalagi dari perhitungan yang ada, untuk mencapai target itu, perlu nilai tambah aktivitas ekonomi hingga 14 triliun.
"Salah satunya lewat investasi. Dan yang bisa dilakukan, misalnya ada tambang-tambang yang bisa dilegalkan dalam arti memenuhi syarat secara lingkungan dan lainnya, paling tidak itu bisa tercatat dalam pertumbuhan ekonomi kita,” ujarnya.
Ia menyebut beberapa investor juga mulai menjalin komunikasi dengan beberapa pelaku usaha dan proyek yang coba disodorkan dalam NSIF 2025.
Ia berharap tujuan kegiatan tersebut bisa tercapai dan memberikan manfaat bagi masyarakat.
“Sementara masih dalam pembahasan, hanya tadi ada satu yang mulai melakukan pembahasan, yang Talaud, sudah hampir deal lah,” kata Joko kembali.